Senin, 19 Desember 2016 |

Sang Penyeru Kebaikan

Bidadari ini hadir di bumi, sosok yang tidak bisa diam jika melihat orang lain bersantai dalam menuju Allah.

Ini bukan hanya karena profesinya sebagai mudarisah atau pendamping santri yang telah dia jalani selama dua tahun. Tapi karena cintanya kepada Islam dan dakwah ia bisa melaksanakan semuanya total. Setiap 30 menit sebelum shalat ia datangi kamar santri dengan suara lembutnya “akhwat ayoo bangun… persiapan salat dzuhur” Tidak hanya ketika shalat dzuhur tapi setiap hari senin dan kamis sekitar pukul 4 dia selalu mengingatkan santri dengan suara lembutnya “santri ayoo sahur!!!”

Tidak hanya dalam aspek dakwah, kesabarannya memang telah terbukti. Masih ku ingat bulan Oktober 2014 dia akan menghadiri pernikahan temannya dan berkata padaku “kalau ada temen yang nikah teteh mah pasti usahain hadir, biar bisa segera nyusul” mungkin itu adalah semburat isi hatinya akan pernikahan yang telah lama ia nanti, dan subhanallah... sebulan kemudian ternyata benar dia bisa menikah dengan orang yang tidak pernah dia duga sebelumnya yaitu sesama santri karya, di usianya yang menginjak 29 tahun.

Di suatu sore saya berbincang dengannya mengenai permasalahan-permasalahan santri dan banyaknya pelanggaran yang dilakukan teman-teman santri, “Semua permasalahan ini mungkin karena teteh yang belum bisa maksimal mengatur teman-teman, mungkin iman teteh sedang bermasalah.” Ucapnya dengan tulus padaku yang saat itu diamanahi sebagai ketua asrama.

Padahal aku tahu betul bahwa beliau telah berusaha keras untuk bisa menjadi mudarisah yang baik dengan semua ketulusan, keteladanan dan pengorbanannya. Lalu beliau pun bercerita bahwa sebelum menjadi mudarisah beliau senantiasa berdoa di setiap shalat-shalatnya “Ya Allah jadikan aku wanita sholehah...” karena baginya itulah salahsatu cita-cita nya di dunia, yaitu menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia.

Dia pun menceritakan bagaimana perjuangannya untuk bisa dekat dengan Allah, salahsatunya adalah dengan shalat tepat waktu di mesjid. Baginya mesjid adalah tempat nongkrong terindah, disana dia besujud, tilawah, dan menangis mengingat semua dosa di masa lalu juga mengingat semua kenikmatan yang Allah beri.

0 komentar:

Posting Komentar