Senin, 26 Desember 2016 |

Om Tilawah Om

Bismillah, kemarin saya melakukan perjalanan Bandung-Bogor menggunakan bus kota, dan ternyata fenomena telolet itu benar adanya. Saya yang tinggal dan sehari-hari berada di lingkungan pesantren tak begitu tertarik dan tak mau tahu dengan fenomena telolet ini. Namun ketika melihat sendiri dan dengan banyaknya broadcast mengenai telolet ini saya jadi ingin sedikit bicara.

Sebenarnya lucu melihat secara lansung anak kecil berteriak sambil memegang karton atau kardus bertuliskan Om Telolet Om. Tapi kalau dikaji dari segi kebermanfaatan rasanya sayang sekali jika waktu mereka hilang hanya untuk berdiri di tepi jalan dan mendengarkan bunyi yang hanya beberapa saat itu. Lebih disayangkan lagi ketika yang melakukan hal ini bukan hanya anak-anak SD, tapi remaja bahkan orang dewasa pun ada yang beteriak Om Telolet Om. Subhanallah…

Pada saat itu bersamaan dengan teriakan “Om Telolet Om”, di dalam bus sendiri sedang diputar lagu-lagu pop maka seketika saya berfikir alangkah lebih baik kalau teriakan dan tulisan itu diganti jadi “Om Tilawah Om” dengan maksud untuk mengingatkan para supir bus untuk menyetel tilawah bukan lagu-lagu. MasyaAllah, jika hal itu dilakukan dijamin deh para supir bus ataupun penumpangnya bisa hafal Al-Qur’an karena terus-terusan diperdengarkan ayat-ayat qur’an selama berjam-jam perjalanan. Atau mungkin biar bernilai dakwah bisa diganti jadi “Om Dzikir Om”, “Om Istigfar Om”, atau “Om Takbir Om”, “Om Tasbih Om” karena Rasulullah saw menganjurkan kita untuk bertakbir (membaca Allahu Akbar) ketika ada tanjakan dan bertasbih (membaca Subhanallah) ketika ada turunan.

Semoga para orang tua bisa lebih peduli dengan anak-anaknya karena jika memang mereka menyukai bunyi tersebut ya sudah direkamin aja trus ulang-ulang di rumah tanpa harus berlama-lama berdiri di jalan karena hal itu bisa mengganggu lalu lintas atau membahayakan keselamatan pelakunya. Bukankah mereka sebaiknya lebih banyak belajar atau mengaji atau melakukan hal-hal manfaat lainnya. Wallahua’lam

0 komentar:

Posting Komentar