What do you think
about Bandung? Menurutku salahsatu
surga dunia itu adalah Bandung.
Dulu aku sempat
berfikir bahwa Bandung yang
merupakan ibukota Jawa Barat ini identik
dengan pergaulan bebas juga biaya hidup yang mahal. Maka setelah aku benar-benar
tinggal dikota ini semua
hal-hal buruk yang aku pikirkan itu adalah salah besar, karena kini yang aku
yakini bahwa Bandung adalah kota surga.
Kenapa bisa dikatakan sebagai kota surga?
Karena betapa banyaknya taman-taman surga disini sebut saja Daarut Tauhiid
tentu semua akan tahu mengenai pesantren yang didirikan oleh Aa Gym ini dan
untuk teman-teman di Bandung kalian bisa menjadikan DT sebagai destinasi wisata ruhani yang mana akan kita dapati
lingkungan yang kondusif serta adanya suguhan kajian-kajian setiap ba’da magrib dan ba’da
subuh di setiap
harinya.
Atau sebutlah beberapa tempat berikut Salman ITB, Mesjid
Al-Istiqomah, mesjid Agung Trans Studio Mall, Mesjid Darul Ihsan Telkom, masjid Cipaganti, Mesjid Al-Ukhuwah dan mesjid Al-Latif yang terkenal dengan
gerakan pemuda hijrahnya yang disebut Shiff. Adalah
nama-nama tempat yang juga rutin mengadakan ta’lim
dengan pemateri yang super-super keren luar biasa. (maaf lebay dikit). Kalau
gak percaya lihat saja jadwal ta’lim di mesjid-mesjid tersebut.
Belum lagi jika
saya menyebut An-Nur Biofarma dan mesjid Habburrahman yang rutin dengan agenda
mabitnya. Kalau di An-Nur kita biasanya disuguhi qiyamulail stengah atau 1 juz
sementara di Habibburahman dalam agenda mabit rutinnya kita disuguhi qiyamulail
3 juz. Jadi tinggal pilih
saja mana yang cocok dengan waktu kalian. Dan sebenarnya masih banyak lagi
tempat pengajian rutin dan mabit di Kota Kembang ini, yang gak kesebut dalam
tulisan ini.
Dan buat yang mau
belajar tahsin atau alquran teman-teman bisa memilih MAQDIS, TARQI, LTI atau
IAC yang bisa mengajarkan belajar membaca alqur’an bersanad (Al-jazary dan
Tufatul Atfal).
Maka besyukurlah
sahabat-sahabat yang tinggal di Bandung karena telah Allah suguhi ladang-ladang
ilmu yang luar biasa, tinggal pilih saja. Bahkan saya pribadi seringannya
bingung bin galau
ketika ada dua atau tiga kajian yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan.hhe..
Berikut ini
penjelasan mengenai Taman-taman surga yang saya copas dari blog :
fuad.wordpress.com
Dari Anas bin Malik radhiyallohu
‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda, “jika
kalian melewati taman-taman surga maka singgahlah dengan senang.” Para
sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu?”Beliau
menjawab, “Halaqoh-halaqoh dzikir.” (HR.
at-Tirmidzi dan lain-lain)
Apakah yang dimaksud dengan halaqoh dzikir? Para
Ulama menyebutkan makna halaqoh dzikir ada beberapa macam yaitu :
Pertama, sekelompok orang yang duduk bersama disuatu
tempat kemudian masing-masing berdzikir sendiri-sendiri dengan suara pelan.
Makna ini didasarkan pada hadits Mu’awiyah rodhiyallohu
‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di kitab shahihnya
bahwa Rasulullohshallallahu’alaihi
wa sallam pernah keluar pada suatu halaqoh para sahabat.
Kemudian beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian duduk (disini)?”
Para sahabat menjawab, “Kami duduk berdzikir kepada
Alloh.” Beliau bertanya lagi, “Demi Alloh, apakah kalian duduk (disini) hanya karena hal itu
(dzikir)?” Para sahabat menjawab, “Demi Alloh, tidak ada
yang menyebabkan kami duduk (disini) kecuali karena hal itu.”
Beliau bersabda , “Sesunggunya
aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena aku menyangka kalian berbohong.
Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku bahwa Alloh
membanggakan kalian kepada malaikat.”
Di dalam hadits tersebut ada isyarat bahwa mereka berdzikir
dengan suara pelan yaitu dari pertanyaan Rasululloh shallallahu’alaihi
wa sallam kepada orang-orang yang berdzikir tersebut.
Seandainya mereka berdzikir dengan suara keras, tentunya Rasululloh shallallahu’alaihi
wa sallam akan mengetahui dan tidak bertanya lagi.
Dalil lain adalah dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallohu ‘anhu bahwa beliau mengingkari orang-orang yang berdzikir
bersama-sama dengan pengingkaran yang sangat keras.
Kedua, duduk bersama-sama untuk membaca dan
mempelajari al-Quran.
Yaitu salah seorang membaca dan lainnya
mendengarkan. Rasulullohshallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Dan tidaklah
sekelompok orang berkumpul didalam salah satu rumah diantara rumah-rumah Alloh,
mereka membaca kitab Alloh dan saling belajar diantara mereka, kecuali
ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, dan Alloh menyebut
mereka di kalangan (para malaikat) di hadapan-Nya.”
Ketiga, majelis ilmi yaitu yang membahas ilmu-ilmu
agama, membahas tentang halal dan haram dan lainnya.
Berdasar hadits dari Abu Waqid al-Laitsi radhiyallohu’anhu bahwa
ketika Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam sedang duduk dalam
masjid bersama para sahabat, tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang
menghampiri Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam dan yang seorang pergi.
Orang yang pertama melihat ada celah pada halaqoh lalu duduk disana. Orang yang
kedua duduk di belakang mereka (di belakang halaqoh). Sedangkan orang yang
ketiga berpaling dan pergi. Setelah Rasululloh shallallahu’alaihi wa sallam selesai,
beliau bersabda, “Maukah aku beri tahu kalian tentang tiga orang tadi? Adapun salah
satu dari mereka, dia mendekat kepada Alloh maka Alloh-pun mendekatkannya.
Adapun yang lain, dia malu, maka Alloh-pun malu kepadanya. Dan yang lain lagi
dia berpaling, maka Alloh-pun berpaling darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly berkata, “Majelis-majelis
dzikir adalah majelis-majelis ilmu yang diadakan di rumah-rumah Alloh untuk
belajar, mengajar dan mencari pemahaman tentang agama.” Beliau
juga berkata, “Majelis
dzikir yang dicintai oleh Alloh adalah majelis-majelis ilmu, bersama-sama
mempelajari al-Quran dan as-Sunnah dan mencari pemahaman tentang hal itu.”
Itulah yang dimaksud dengan halaqoh dzikir yang
merupakan taman-taman surga, yaitu sekelompok orang yang berdzikr di suatu tempat dengan dzikir dan
tatacara yang diajarkan Rasululloh shallallahu’alaihi
wa sallam atau berkumpul untuk mebaca dan mempelajari al-Quran atau
berkumpul untuk mempelajari ilmu agama.
#MariMengaji