Selasa, 29 Maret 2016 |

“Mana Wal Ashri nya?”



“Mana Wal Ashri nya?” ungkap dosen saya pagi ini ketika mendapati mahasiswa yang terlambat. “Bapak hanya ingin menanamkan disiplin agar kalian tidak kalah dengan bangsa Barat padahal kita adalah umat Islam yang punya “Wal Ashri” ungkap beliau lebih lanjut. 

MasyaAllah..... WAKTU memang selalu menjadi amanah besar setiap manusia, yang mana sukses tidaknya atau masuk surga tidaknya seseorang sangat ditentukan dengan waktu ini. Benar-benar harus malu ketika kata “terlambat” menjadi sesuatu yang tak aneh bahkan mulai mendarah daging di kalangan umat islam. Naudzubillah.

Sahabatku, mari kita berjuang sebisa mungkin mulai detik ini agar waktu ini benar-benar terisi dalam kebermanfaatan juga mari kita tekadkan untuk menepis kata TELAT dari kamus hidup kita, karena kita adalah muslim, kita adalah khoiru ummah yang seharusnya jadi panutan seluruh manusia. Untukmu yang bertekad, semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk bisa mengamalkan. Aamiin...

Sedikit renungan yang saya ambil dari channel Shahih Fiqih Wanita :

Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Rahimahullah berkata :
“Waktu adalah sesuatu yang paling berharga, akan tetapi sekarang menjadi hal yang murah di sisi kita. Sangat disayangkan sekali kaum muslimin banyak terjerumus kepada hal-hal yang sia-sia, lalai, dan lupa. Banyak diantara mereka yang tidak bersungguh-sungguh dalam perkara-perkara agama mereka.”

Saudaraku...
Lihatlah diri kita...
Lihat tujuan kita...

Sampai saat ini yakinkah kita bahwa waktu yang kita habiskan setiap saat sudah membuat Allah menghendaki kebaikan bagi diri kita?
Baik dari habisnya waktu kita maupun waktu lelah kita...
Saudaraku coba perhatikan..
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki MENDAPATKAN SELURUH KEBAIKAN, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata:
“Dalam hadits ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan KEUTAMAAN MEMPELAJARI ILMU AGAMA DI ATAS ILMU-ILMU LAINNYA.” (Fathul Bari 1 : 165)


Bukan hartamu saudaraku..
Bukan pula jabatanmu..
Bukanlah pula ilmu duniamu..
Tapi Agamamu.. Agamamu...


Mari mulai perlahan sisihkan waktu untuk mendatangi majlis-majlis ilmu, kajian-kajian, halaqoh.. Semoga dengannya Allah kehendaki kita dengan kebaikan..

Senin, 28 Maret 2016 |

Belajar LAPAR



[Tulisan pengingat diri]

Bismillah, 
“Makan itu mubah, kecuali memang niat makannya adalah agar mampu beribadah" begitulah ungkap ustadzah Siti. Seperti yang kita ketahui juga salah satu kunci sehat Rasulullah saw adalah pola makan beliau yang hanya makan ketika lapar. Lalu adakah manfaat dari rasa lapar? Berikut ini ada beberapa pendapar ulama mengenai lapar :

Ibnu Abi ad-Dunya rahimahullah, dari Muhammad bin Wasi’ rahimahullah :
“Siapa yang sedikit makannya dia akan bisa memahami, membuat orang lain paham, bersih, dan lembut. Sungguh, banyak makan akan memberati seseorang dari hal-hal yang dia inginkan.”

Utsman bin Zaidah rahimahullah :
"Bahwa Sufyan ats-Tsauri rahimahullah mengirim surat kepadanya (di antara isinya), “Apabila engkau ingin tubuhmu sehat dan tidurmu sedikit, kurangilah makan.”

Ibrahim bin Adham rahimahullah :
“Siapa yang menjaga perutnya, dia bisa menjaga agamanya. Siapa yang bisa menguasai rasa laparnya, dia akan menguasai akhlak yang terpuji. Sungguh, kemaksiatan akan jauh dari orang yang lapar, dekat dengan orang yang kenyang. Rasa kenyang akan mematikan hati. Akan muncul pula darinya rasa senang, sombong, dan tawa.”

Abu Sulaiman ad-Darani rahimahullah :
“Jika jiwa merasakan lapar dan dahaga, kalbu akan bersih dan lembut. Jika jiwa merasakan kenyang dan puas minum, kalbu menjadi buta.”

Asy-Syafi’i rahimahullah :
"Rasa kenyang akan memberati badan, menghilangkan kewaspadaan, mendatangkan rasa kantuk, dan melemahkan pemiliknya dari beribadah."

MasyaAllah ternyata banyak keuntungan yang bisa di dapat ketika kita lapar dan bahayanya ketika makan kenyang. Maka tak ada salahnya jika kita sedikit membiasakan rasa lapar ini hadir (ketika tidak berpuasa), hanya saja harus ada kontrol agar tidak menjadikan tubuh sakit, maka kita pribadi lebih tahu apakah rasa lapar ini masih bisa dipertahankan atau harus segera diisi makanan. Mungkin berlapar-lapar di dunia dalam perjuangan meraih cinta-NYA adalah pilihan yang baik bagi seorang muslim hingga kelak hanya surga lah tempatnya merasakan kenyang. Wallahua'lam

Sumber : Jami’ al-Ulum wal Hikam, 576-577
Jumat, 18 Maret 2016 |

Doa tengah malam



Bismillah,
Yang terkadang sering dilupa adalah Allah senantiasa melihat, mendengar dan mengawasi setiap aktivitas kita, setiap detik bahkan setiap lintasan hati dan pikiran Allah tahu. #selfremember

Allah selalu dekat meskipun kita sering jauh dariNya. Maka di penghujung malam ini mari kita panjatkan doa :

"Ya Rabb ampuni kami yang banyak lalai dari mengingat-Mu, Ya Rabb ampuni hati kami yang sering lupa pada-Mu, ajarkan kami untuk benar-benar mencintaimu, agar hanya engkau saja yang memenuhi hati kami, kami mohon jangan biarkan ada yang memesona hati ini kecuali Engkau. Cukuplah kerinduan ini hanyalah kerinduan untuk Mu, rindu berjumpa dengan-Mu, rindu menatap wajah-Mu. aamiin..."