Minggu, 24 Maret 2013 |

To My Twin

Hana menutup buku yang sedang dibacanya. Ia melihat kesekeliling ruangan ternyata sudah tak ada siapa-siapa. “Kamu mau menginap disini Han?”ucap seseorang yang berada dibelakang Hana, sontak Hana merasa kaget mendengar suara itu. “Astagfirullah Bapak bikin kaget aja.”ucap Hana sambil mengelus-ngelus dadanya. “kenapa kamu belum pulang? Ini sudah jam 3 sore lo, perpustakaan sudah mau tutup”lanjut Pak Feri penjaga perpus itu. “Iya Pak saya terlalu keasyikan baca ni sampai lupa waktu. Saya kira disini masih banyak  orang”jelas Hana. “kamu itu ada-ada saja, memangnya buku apa yang sedang kamu baca itu, kok tebel banget?”tanya Pak Feri.”Ini adalah buku Ensiklopedy Sains edisi terbaru”jawab Hana. “Owh…. Emang gak cape gitu baca buku setebal itu?”Tanya Pak Feri lagi. “enggak lah pak ini kan buku favorit saya, dengan membaca buku ini saya bisa belajar banyak tentang mahluk hidup, atom-atom, juga alam semesta. Selain itu buku ini menarik karena dilengkapi dengan gambar-gambar.”jelas Hana. “nah ini nih calon ilmuan masa depan”ucap Pak Feri dengan senyum tulusnya.“amin semoga saja.”lanjut Hana. “pokoknya kamu harus tetap semangat ya untuk meraih cita-cita, teruslah rajin belajar dan perbanyaklah buku-buku yang kamu baca, Bapak percaya kamu pasti bisa.”nasihat Pak Feri. “Amin”jawab Hana singkat. “kalo begitu ayo kita pulang, pintu perpus sudah mau Bapak kunci.”ajak Pak Feri. “oke Pak”sahut Hana. Lalu Hana menyimpan buku yang tadi ia baca itu ke tempat semula dan kemudian dia mengambil tasnya yang berada di tempat penyimpanan tas. “pak Hana Pulang lebih dulu ya!”pinta Hana. “ya silahkan”jawab Pak Feri. Hana pun beranjak pergi meninggalkan Pak Feri yang saat itu sedang mengunci pintu Perpustakaan sekolah. Itu lah Hana gadis kelas 2 sma di SMA Negeri 1 Ciamis yang hobi banget membaca dan karena hobinya itu Hana pun bisa menjadi  rangking satu dikelasnya. Sementara Pak Feri adalah penjaga perpustakaan, yang baru bekerja selama 1 bulan di sekolah Hana tetapi dia sudah cukup akrab dengan Hana pengunjung perpus terajin itu.
Perjalanan dari sekolah kerumah Hana membutuhkan waktu selama 15 menit. Sebenarnya jalan depan rumah Hana dilalui oleh angkutan kota tetapi dia hanya naik angkot jika kepepet saja maksudnya jika kesiangan berangkat sekolah ataupun kesorean pulang dari sekolah. Karena Hana gadis sederhana ini lebih menyukai jalan kaki, dari buku yang pernah ia baca dikatakan bahwa berjalan kaki seribu langkah per hari itu dapat menghindar pertambahan berat badan satu kilogram. Tapi untuk sore ini Hana memilih untuk naik angkot saja alasanya karena dia sudah telat pulang ke rumah.
“Deerrrr…….ddeerrrttt….” hp Hana bergetar. Seketika ia lihat ternyata ada sms dari Marissa sahabatnya “km dmn Han?”lalu Hana membalas sms itu “aku lg di angkot ni, baru plg dr skula mangnya da pa km sms aku?”. Kemudian hp Hana bergetar kembali. “Q pgen diajarin Bio donk, coz kan bsk ulngn” isi sms kedua dari Marissa. Hana pun membalas lagi sms itu: “makanya jgn hny angka2 doank yg km mkn, hfalan jg pnting tau.he” datang lagi sms blesan dari Marissa :“iya bu gru…. tp hrs gmn lg org Q gx sk hflan pa lg Biolgi.haha…nanti Q k rmh km ya?”
“Gak  usah biar aku z deh yg k rmh km, insyallah stlah salat magrib.”balasan sms dari Hana. Marissa membalas: “okelah klo bgtu, pkoknya dtnggu yaa!!!! Hana tak lagi membalas sms Marissa karena ia sudah sampai di depan rumahnya.
     Hana dan Marissa bersahabat  sudah hampir dua tahun. Saat kelas 1 SMA mereka tidak satu kelas tetapi cukup dekat karena satu organisasi yaitu Paskibra, dan disana pulalah pertama kali mereka berkenalan. Dan saat ini mereka satu kelas yaitu kelas XI-IPA2, persahabatan mereka semakin erat karena merekapun kini duduk sebangku. Hanya saja dalam hal belajar  kegemaran mereka berbeda. Hana yang juara kelas itu lebih menyukai pelajaran yang berbau IPA utamanya biologi, tapi umumnya Hana menyukai semua materi yang diajarkan. Sementara Marisa benar-benar anti dengan yang namanya hapalan termasuk biologi itu, karena dialah masternya hitung-hitungan. Sejak SD sampai sekarang jika ada lomba Matematika pastilah salahsatu juaranya adalah Marissa. Walau begitu Marisa bukan orang yang mudah menyerah, sekalipun dia tidak suka hapalan dia tetap mau belajar pada Hana sahabatnya dan karena itulah Marisa bisa menjadi peringkat ke2 dikelasnya.
“Assalamua’laikum” ucap Hana sambil membuka pintu rumahnya, tapi tak ada yang menjawab salamnya itu. Kemudian terdengar  suara orang meraung-raung kesakitan. Hana pun segera berlari menuju ke kamar sumber suara itu. Kemudian ia lemparkan tas yang masih menempel di punggungnya ke atas kursi.”Astagfirullah kak, kakak kenapa?”ucap Hana dengan khawatir. “euhh..euih…aaaa…heuuu…”kata gadis yang meraung-raung kesakitan itu. Gadis itu bernama Hani kembaran Hana dia lahir 15menit lebih awal dari Hana, tetapi Hani tidak seberuntung Hana dia terlahir dalam keadaan cacat, dia tidak bisa bicara juga sering kejang-kejang. Dan ibu mereka telah meninggal saat mereka berusia 7 tahun sehingga saat ini tidak ada lagi yang fokus mengurusi Hani karena sang ayah juga harus bekerja menunggui toko buku keluarga mereka, biasanya ayah pulang lebih cepat jika toko tidak begitu ramai karena disanapun ada seorang pekerja yang bertugas menunggui toko. “kak, kakak gak apa-apa kan? Bertahanlah kak!”ucap Hana cemas. Hana pun memegang erat kaki Hani yang tidak berhenti bergerak. “Ya Allah tubuh kakak panas.”Hana semakin cemas dengan keadaan kakak nya. “Assalamua’laikum” ucap seseorang yang mengucapkan salam di depan pintu. “wa’alaikumsalam”sahut Hana. Dan itu adalah suara ayah Hana yang baru pulang bekerja, kemudian ayahpun menuju kamar yang sedang ditempati Hana itu “heuuhh…euhh…aaaa…heeu…“ suara raungan Hani lagi. “Hana apa yang terjadi dengan kakakmu?” Tanya ayah cemas. “Hana gak tahu yah, pokoknya pas Hana pulang sudah seperti ini. “badannya juga panas yah”lanjut Hana. ”kalau begitu kita bawa saja ke rumah sakit!”ucap ayah. “baiklah Yah sekarang Hana akan membereskan perlengkapan yang akan dibawa.”kata Hana sambil beranjak mengambil tas yang akan digunakan sebagai tempat perlengkapan mereka.
Akhirnya merekapun sampai di rumah sakit yang tidak jauh dari rumahnya. Kemudian Hani langsung di bawa ke ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat), setelah beberapa menit di periksa oleh dokter, lalu dokterpun keluar dan mengatakan bahwa Hani tidak apa-apa dia hanya demam dan kebetulan kejang-kejangnya kambuh. Hana dan ayah merasa lega karena Hani tidak perlu dirawat di rumah sakit. Menurut dokter Hani hanya perlu perhatian dan perawatan lebih dari keluarga.
“Sungguh kasihan sekali nasib saudaraku ini, Ya Allah aku ingin dia sembuh dan bisa normal seperti aku, aku ingin dia bisa sekolah, bermain seperti remaja pada umumnya.”ucap Hana dalam hatinya sambil menatap Hani kakaknya yang sangat ia sayangi itu dan diapun meneteskan air mata. “kenapa kau beri kami cobaan seperti ini Ya Allah?”lanjut Hana dalam hatinya. Tanpa Hana sadari ayahnya memperhatikan dia dan melihat dia menangis “sudahlah kamu tak perlu sedih, ini adalah tanda cinta Allah pada kita”kata ayah pada Hana sambil mengusap rambutnya. “harusnya kamu bersyukur karena Hani tidak kenapa-kenapa.”lanjut ayah. “maafkan Hana ya Yah, Hana sering merepotkan ayah. Hana sangat beruntung memiliki ayah”ucap Hana sambil memeluk ayahnya. “iya sayang ayah juga beruntung memiliki anak seperti kalian berdua.”ucap ayah. “sekarang ayo kita pulang” lanjut ayah. ”baik Yah” jawab Hana.
Sesampainya di rumah adzan magrib pun berkumandang “Allahu Akbar Allahu Akbar……” lalu Hana mengantarkan Hani yang duduk di kursi roda itu ke kamarnya dia memustuskan mulai saat ini akan tidur sekamar dengan kakaknya itu. Dan malam ini Hana menghabiskan waktunya untuk menemani kakaknya yang sakit, karena kebetulan ayahnya harus pergi ke luar kota untuk membeli dagangan berupa peralatan sekolah dan buku-buku yang dijual di tokonya. Karena begitu lelahnya selesai shalat magrib Hana pun ketiduran disamping Hani. Dia lupa bahwa malam ini dia mempunyai janji untuk belajar bersama di rumah Marissa.
Dan dilain tempat Marisa sudah lama menunggu kehadiran Hana, dia coba telepon Hana tetapi nomornya tidak aktif. Akhirnya diapun memutuskan untuk belajar biologi sendiri saja karena walau bagaimanapun besok akan ulangan.
Hana bangun pukul 04.00 pagi, dia baru sadar kalau tadi malam ia ketiduran, hp nya pun mati mungkin karena batreinya lobet. Dan saat dinyalakan terdapat 5 pesan dari Marisa. “astagfirullah aku baru ingat tadi malam kan aku punya janji dengan Marisa untuk belajar bersama” kata Hana setelah membaca pesan dari Marisa, lalu dia mengirim pesan pada Marisa “Ris mfkn aku y td mlm hp ku lobet & aku ktiduarn jd gk bs k rmh km. Aku jg smpai lupa klo hr ni da ulngn, km bljr gx?” Setelah mengirimkan sms itu Hana langsung shalat subuh, lalu belajar sebentar untuk menghadapi ulangan hari ini. Sebelum berangkat ke sekolah Hana melihat keadaan Hani, dia bersyukur karena demam kakaknya kini sudah turun dan saat itu Hani masih tidur. Kemudian dia menghampiri Bu Imas tante Hana yang tidak jauh dari rumahnya, untuk meminta menemani Hani selama dia sekolah, dan Bu Imas yang baik itu bersedia. Hana pun merasa senang karena dengan  begitu dia bisa sekolah dengan tenang.
Sesampainya di kelas “Han tumben kamu datang jam segini?.”tanya Marisa yang telah datang lebih awal. “ia tadi aku ada perlu dulu. Ris kamu mau memaafkan aku kan?”ucap Hana sambil menatap Marisa. “ia,ia udah aku mafin, aku gak marah kok”jawab Marisa. “baguslah kalo begitu, terus kenapa tadi kamu gak balas sms aku?” tanya Hana lagi. “gak punya pulsa.hehehe…gara-gara tadi malem sih aku sms kamu terus jadi pulsa ku abis deh.”jawab Marisa dengan bercanda. “ah kamu itu. Kamu memang sahabat terbaikku Ris”ucap Hana bahagia.
“Teng…teng….teng”suara bel pun berbunyi dan ini tandanya jam pelajaran pertama dimulai. Hari itu jam pertamanya adalah pelajaran biologi, kemudian datanglah Pak Narto guru Matematika yang mengatakan bahwa hari ini Bu Selly guru biologi tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga sehingga ulangan pun diundur jadi minggu depan. Sontak para siswa menjadi gembira ”Alhamdulillah” ucap sebagian siswa. “dan untuk Marisa dan Hana nanti istirahat ditunggu ya di ruang guru!”ucap Pak Narto diakhir pengumuman itu.
Jam istirahat pun tiba Hana dan Marisa langsung menuju ruang guru untuk menemui Pak Narto “ada apa ya Pak, memamggil kami berdua?” tanya Hana. “Begini Hana, Risa minggu depan akan ada Olimpiade Matematika di Universitas Indonesia, dan Bapak memilih kalian berdua untuk mengikuti perlombaan ini karena dari semua siswa bapak lihat kalian berdualah yang paling menonjol dalam pelajaran matematika. Dan jika kalian menjadi juara di olimpiade ini kalian akan mewakili Indonesia untuk mengikuti olimpiade Matematika Internasional di Jepang, dan mendapatkan beasiswa kuliah S1 di UI.”jelas Pak Narto. “bagaimana apakah kalian siap?”lanjut Pak Narto. “Insyaallah pak.”jawab Marisa dan Hana kompak.
“Ris aku gak yakin deh kalau aku bisa, soalnya basic aku kan bukan matematik?”ucap Hana pada Marisa setelah keluar dari ruang guru. “tapi aku yakin bahwa kamu bisa, nilai-nilai matematika kamu juga selalu bagus gak pernah dibawah 95, selain itu sebelum lomba kita akan dapat bimbingan dulu dari Pak Narto jadi kamu gak usah khawatir.”jawab Marisa. “baiklah kalau begitu  aku akan berusaha.”ucap Hana “nah gitu donk itu baru Hana yang aku kenal.”sambung Marisa. “Ris kenapa hatiku tiba-tiba jadi gak enak gini ya?”kata Hana “aku takut terjadi apa-apa dengan kakakku”lanjut Hana cemas. “memangnya kamu punya kakak? Kok kamu gak pernah cerita?”tanya Marisa penasaran “maaf Ris aku gak pernah menceritakan ini pada kamu bahwa sebenarnya aku itu mempunyai kembaran dan itu kakakku.”jawab Hana “hah kembar?” ucap Marisa kaget. “iya kembar, tapi kakak ku itu terlahir cacat, tidak bisa bicara, dan tidak seperti remaja pada umumnya. Maka dari itulah aku gak pernah cerita sama siapapun mengenai kakakku karena aku gak mau teman-teman menjauhi aku” jelas Hana sambil menangis “Sudah Han kamu jangan bersedih, walau bagaimanapun keadaan keluargamu aku akan tetap disampingmu” ucap Marisa sambil memegang tangan Hana. “Derrrtt….derrttt…derrt”suara getaran handphone Hana “Assalamualaikum”ucap Hana setelah mengangkat telepon itu.”Han .. heu..heu..” suara tante yang menelepon sambil menangis. Hana langsung teringat akan kakaknya “ada apa tante, apa yang terjadi dengan Hani?”kata Hana cemas. “tidak bukan Hani, tetapi ayah kamu.”jawab tantenya ”Ada apa dengan ayah tante?”tanya Hana semakin cemas “ayahmu kecelakaan, sekarang dia dirawat di rumah sakit Harapan Sentosa”jelas tantenya dengan suara gugup “ayah……”teriak Hana spontan.
Kemudian Hana berlari menuju Rumah sakit itu tanpa mepedulikan Marisa. Marisa pun berusaha mengejar Hana. “kenapa Han ada apa?”tanya Marisa penasaran. “ayahku Ris, ayahku” “iya kenapa dengan ayah kamu?”tanya Marisa lagi. “Dia kecelakaan Ris, maaf aku harus segera ke rumah sakit”pinta Hana yang seketika itu pergi menuju rumah sakit.
Akhirnya Hana sampai di rumah sakit tersebut, “ayah….ayah…ayah”teriak Hana sambil menangis dan memeluk tubuh sang ayah yang telah terbujur kaku tak bernyawa. “ayah…ayah…bangun ayah”sambil menggoyangkan tubuh ayahnya. “ayah Hana akan mengikuti olimpiade ayah, dan Hana akan mendapatkan kemenangan, Hana akan berusaha demi ayah jadi ayah harus bangun”teriak Hana kembali. “Hana sayang ayah.heeuuhh…heeuuuh”lanjut Hana. “sudah Hana kamu harus sabar, mungkin inilah yang terbaik dari Allah” kata paman Hana yang berusaha menenangkannya. “ enggak…ayah pokoknya harus bangun, kasihan Hani nanti siapa yang akan menjaganya.”raungan Hana kembali. Kemudian Hana pingsan, dia benar-benar shock dengan kepergian ayahnya.
“Dimana aku?”tanya Hana saat tersadar dari pingsannya. Dia menatap kesekelilinnya, hanya ada tante Imas dan Bu Ratih tetangganya, yang menemani. “tante bagaimana keadaan ayah?”tanya Hana sedih. “ayahmu sudah tenang disurga Han.”ucap tantenya sambil meneteskan air mata. “heu…heuhh..ayah.”tangis Hana. Sambil memeluk Hana “sudah Han kamu masih punya tante dan Hani jadi kamu harus tetap semangat untuk melanjutkan hidupmu.”
Lalu datanglah Marisa dan teman-teman sekelas Hana.” Han kamu yang sabar ya!”ucap Marisa saat memeluk Hana. “aku jadi yatim piatu Ris, aku sudah tak mempunyai orangtua lagi.heu..heu..”tangis Hana dalam pelukan Marisa. “ingat Han pejalananmu masih panjang dan minggu depan kita akan mengikuti olimpiade jadi kamu nggak boleh nyerah ya!, kamu harus semangat, berjuanglah untuk keluargamu terutama kakakmu yang sangat kamu sayangi, buatlah dia bangga akan keberhasilanmu” ucap Marisa untuk menyemangati Hana. “makasih banyak ya Ris, aku sayang kamu.”
Seminggu kemudian tiba lah saatnya olimpiade, walaupun saat itu Hana masih dalam suasana duka tapi dia tidak dirundung sedih yang berkelanjutan dia harus melajutkan hidupnya. Karena ada seorang kakak yang menjadi tanggungjawabnya. Hana bertekad untuk bisa mendapatkan beasiswa itu. Hana pun tak henti berdo’a supaya diberi kemudahan oleh Allah swt. “mari kita berjuang Han”kata Marisa dengan senyum tulusnya sebelum mereka memasuki ruangan tempat bertanding. “sip, bismillahirahmanirrahim”balas Hana sambil mengepalkan tangannya.”pokoknya kalian harus tenang jangan tegang, disini bapak mendo’akan kalian.”ucap Pak Narto yang mengantar mereka. Akhirnya merekapun memasuki ruangan yang berbeda,dan mereka berjuang mengerjakan soal-soal itu selama 90 menit.
Mereka keluar dengan wajah lega karena akhirnya mereka bisa menyelesaikan semua pertanyaan. “bagaimana Han tadi kamu bisa?”tanya Marisa penuh semangat “Insyallah”jawab Hana singkat dengan senyuman manisnya. Selanjutnya merekapun pulang menuju Ciamis.    Hari ini adalah hari yang menegangkan untuk Hana dan Marisa karena hari ini adalah saatnya pengumuman olimpiade setelah dua minggu lalu mereka mengikuti olimpiade itu. “Hana..Hana.. selamat kamu jadi juara satu.”teriak Marisa yang saat itu baru tiba ke kelas, sementara Hana telah datang lebih awal. “ah masa dari mana kamu tahu?”tanya Hana yang masih tak percaya dengan perkataan Marisa. “aku lihat di internet, sebelum berangkat sekolah.”jawab Marisa meyakinkan.
Di depan pintu “Marisa Hana kalian di tunggu di ruang guru tuh sama Pak Narto”kata Handy teman sekelas mereka. Kemudian mereka menuju tempat Pak Narto.
“selamat anak-anak kalian hebat”ucap Pak Narto saat pertama kali melihat Hana dan Marisa. “Hana kamu akan mewakili Indonesia di Olimpiade Matematika Internasional itu.”lanjut Pak Narto. “benarkah Pak?”tanya Hana yang masih tak percaya. Lalu Pak Narto memperlihatkan layar monitornya yang terdapat pengumuman olimpiade itu “Alhamdulillah Ya Allah”ucap Hana penuh haru setelah melihat layar monitor itu. “apa  aku bilang, kamu memang juaranya”sambut Marisa. “iya makasih Ris ini semua karena dukunganmu, terus kamu peringkat ke berapa?” tanya Hana. “Marisa juga hebat dia ada diperinkat dua”sahut Pak Narto yang langsung menimpali pertanyaan Hana.
Hana sangat bersyukur dengan kemenangan yang diraihnya. Dan dia persembahkan kemenangan  itu untuk sang kakak tercinta, satu-satunya keluarga yang kini ada. Dia sudah bertekad untuk mengambil beasiswa itu dan dia ingin mengambil jurusan kedokteran agar bisa menyembuhkan penyakit yang kini di derita sang kakak.
“ Ayah Ibu semoga saja disana kalian melihat keberhasilanku aku sayang kalian. Terima kasih ya Allah engkau telah mewujudkan mimpi-mimpiku,” untaian syukur Hana dalam hatinya.

Ingin Bisa Menulis, Rutin Menulis, dan Jadi Penulis

Judul diatas adalah salahsatu hasrat terbesarku. Ya aku ingin bisa menulis dalam artian menulis apa saja hal-hal yang bermanfaat apakah dari pengalaman hidupku, pengalaman hidup orang lain, atau dari hal apapun yang kulihat. Kemudian aku ingin rutin menulis meskipun dalam keadaan sesibuk apapun, baik suka ataupun duka selama itu bermanfaat kenapa tidak. Hanya saja yang menjadi pertimbangan disini mengenai pembagian waktu, maksudnya bagaimana diriku ini mau untuk meluangkan waktu meskipun hanya 5 menit dalam sehari untuk mau mencurahkan isi hati dan pikiran. Bismillah semoga setelah detik ini aku bisa istiqomah.
Selanjutnya aku ingin jadi penulis. Kenapa??? Karena seorang penulis itu meskipun jasadnya telah tiada namun karyanya akan tetap ada, kecuali jika dimusnahkan semua jejaknya.hehe... dan aku ingat betul kata-kata Solihin abu Izuddin ;penulis buku Zero to Hero. “jika kita ingin mengenal dunia membacalah, dan jika kita ingin dikenal dunia menulislah!!!” maka aku sangat ingin menjadi penulis meskipun saat ini tulisan-tulisanku ya masih dalam tahap belajar, dan belum bisa menemukan kekhas'an ataupun keunggulan dibandingkan yang lain, tapi setidaknya aku bisa merasa puas karena mampu meluapkan hal-hal ada dihati dan pikiran maka itulah yang kuharapkan. Karena menulis itu panggilan jiwa jadi bukan karena ingin terkenal namun ketika tulisan kita membuat kita merasa lega atau lebih baik maka TULISLAH!!! Disamping itu akupun ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk sesama dan salahsatunya ya lewat tulisan.

Maka bismillahirrahmanirrahim aku memohon do’a dan bimbingan dari semuanya agar aku bisa istiqomah dan terus belajar di dunia tulis menulis ini. Aamiin...


Minggu, 17 Maret 2013 |

SEMANGAT, YAKIN, BERGERAK

semangattt semangatt yakin yakin ayoooo bergerak!!!!

Ya Allah tolong aku, mampukan aku untuk menghafal ayat-ayat-Mu meski dalam waktu yang singkat. aamiin...

Bismillahirrahmanirrahim
Rabu, 13 Maret 2013 |

Bismillah....

Bismillah..... ini adalah posting pertamaku di blog ini. Setelah sekian lama aku ingin memiliki blog alhamdulillah akhirnya Allah memberikan jalan melalui pembelajaran yang dilakukan hari ini di kelas.
Semoga blog ini bisa memberi manfaat khususnya untuk ku dan umumnya untuk pembaca semua.
Aku hanya ingin meluangkan 15 menit untuk bisa berbagi cerita disini setiap harinya. bismillah, semoga bisa istiqomah. aamiin :)