“Sebenarnya saya sungkan harus
terus-terusan menegur dan mengingatkan teman-teman, namun bagaimana lagi saya
lebih takut jika kelak saya dihisab di akhirat mengenai amanah ini.” dengan
nada menahan sedih Fidya mengungkapkan isi hatinya dalam agenda tasmi' (simakan hafalan Al-Quran) kemarin.
Ketika banyak aturan yang harus ditegakkan
namun masih saja dilanggar oleh beberapa santri mahasiswa, seperti aturan tak
boleh terlambat, tak boleh main HP, dan tak boleh mengerjakan tugas atau
aktivitas lainnya sebelum tasmi' selesai. Jika sudah dilanggar maka gadis asal Sukabumi itulah yang diamanahi sebagai ketua divisi keamanan berkewajiban untuk
memberikan iqob (hukuman) dan tentu itu adalah hal berat baginya, apalagi Fidya yang bisa
dikatakan masih santri baru.
Ketakutannya kepada Allah tidak hanya dalam hal
mengatur santri saja, namun saya pun sering melihatnya menangis dalam munajat
doa nya setiap selesai shalat berjamaah.
Bahkan pada suatu dini hari, tepatnya pukul dua
pagi dalam agenda doa bersama dan qiyamulail yang menjadi kebiasaan santri tahfidz
saya berkesempatan duduk berhadapan dengannya. Duduk berhadapan adalah salah
satu cara yang digunakan tim keamanan agar santri tidak tidur ketika berdoa
sehingga kami harus saling menepuk bahu atau kaki ketika ada teman yang di
depannya terlihat mengantuk.
Doa yang diawali dengan kalimat toyyibah
itu bergema di sepertiga malam terakhir, dan saya menatap Fidya yang duduk
dihadapan begitu khusu’ berdoa dengan mata tertutup dan air mata mengalir,
ia tenggelam dalam doa itu sementara sebagian besar ada yang tidak serius atau
malah terkantuk-kantuk. Maka saya pun malu sendiri melihatnya.
Pernah pula saya duduk berdekatan dengannya
dalam sebuah kajian tafsir Al-Quran dan kala itu ustadz menceritakan kisah
orang yang benar-benar menjaga dan mengamalkan Al-Quran perbandingannya seperti
satu orang berbanding satu kampung. Maka seketika dia menagis dan berucap “teh saya
mah masih jauh dari ahlul Quran” lalu dia tertunduk dan menyeka air matanya.
***
Dear ukhtiku, ajarkan aku bisa menangis
sepertimu, ajarkan aku untuk bisa menikmati kemesraan bersama Allah seperti
halnya apa yang kamu rasakan!
Semoga aku bisa memiliki hati selembut hatimu.aamiin.
Elfatunnisa Faridah for #30DWC day 24
0 komentar:
Posting Komentar