Minggu, 25 Desember 2016 |

Dipersembunyian


Aku terlampau malu menampakkan diri
Meski hanya sekelebat melewatimu
Aku terlampau takut untuk menemuimu
Bahkan sekedar menjumpaimu di ruang imaji
Meminta dengan sangat pada jantung
Agar berdegup pelan saja
Kalau perlu berjingkat tanpa suara
Senyap
Agar kau tak mendengar tetalu bunyi gemuruh
Nan sebiasanya terhantar telepati
Aku terlampau takut untuk berbalik
melihat kau berkemul
Dalam rasa rindu dan bersalah nan merajam
Aku terlampau takut untuk menengadah wajah
Menatap masa depan
Nan tiba-tiba tersekat tirai hitam
Karna dosa yang menyelinap
Mencuri mimpi dan harap
Aku terlampau takut melangkah
Menatap nanar mengunci dari dalam
Mangawasi sesudutnya lalu menggigil sendirian
Aku terlampau takut Tuhan cemburu
Lalu murka
Atas khianat tak ternyana
Aku terlampau takut ayat-ayat-Nya
Enggan mengendap dicawan hati
Sebab maksiat melumuri
Aku terlampau takut berkah dan keajaiban itu menguap
Bak kapur arus dikeroposi udara
Tak tersentuh, tak teraba, tak terdeteksi
Namun memusnahkan
Aku terlampau takut
Aku
Terlampau
Takut


0 komentar:

Posting Komentar