Kamis, 29 Desember 2016 |

Kisah Raihana

Kala itu, kala ku pertama datang untuk seleksi masuk ke ladang ilmu ini (stq). Aku, yang selalu ingin mengenal banyak orang memberanikan diri untuk menyapa beberapa orang yang akan menjadi teman seperjuanganku, sambil menunggu waktu tes tiba.

Diantara akhwat yang berkenalan denganku adalah Raihana yang tidak terlihat tegang sama sekali, tenang, penuh senyum dan menceriakan orang yang telah mengenalnya dengan tutur kata dan tingkahnya yang unik.

Apa yang terlihat saat seleksi itu ternyata memang karakter Rai yang sebenarnya. Selalu membahagiakan banyak orang. Meski terkadang tingkahnya terlihat suneh (suka aneh) namun banyak orang menyukainya. Dia yang selalu menolong orang lain dengan ringan tangan dan selalu berusaha terlihat ceria di depan semua orang.

Beberapa bulan bersama, terbukalah rahasia bahwa sebenarnya setiap kecerian yang ia tunjukkan adalah salahsatu caranya untuk menutupi kesedihannya mengenai perceraian orangtuanya beberapa hari sebelum seleksi tiba. Dan dia pun berkata bahwa salahsatu alasannya mendaftar jadi santri adalah sebagai cara pelarian dari rumah agar jauh dari kedua orangtua.

Tersesat di jalan yang benar. Begitu katanya. Meski mungkin awalnya niat menghafal Al-Quran sebagai pelarian namun setelah dijalani akhirnya di pun bisa menikmati perjalanan sebagai penghafal Al-Quran dan mulai merasakan nikmatnya mendekat kepada Allah. Dan MasyaAllah nya Raihana termasuk santri Allah mudahkan dalam menghafal Al-Quran. 

Dari kisah Raihana kita belajar, meski mungkin niat awal kita menghafal Al-Quran belum karena Allah namun dengan mudah Allah pun bisa meluruskan niat-niat yang tersembunyi selama kita sennatiasa meminta petunjukNya.



Elfatunnisa Faridah for #30DWC day 29

0 komentar:

Posting Komentar