Sore ini aku bertemu teman sekelasku yang dulu sempat aku
kisahkan ditulisan yang berjudul "Teman
Diskusi". (Klik : http://elfatunnisa.blogspot.co.id/2016/03/teman-diskusi.html )
Sahabat kuliahku ini seminggu yang lalu tiba-tiba sebar
undangan pernikahan dengan seorang ikhwan yang juga seangkatan dengan kami tapi
berbeda jurusan, sehingga sebagian besar teman-teman pun terkejut dengan
undangannya.
Setelah aku bersalaman dan mengucapkan selamat padanya, ada tanda
tanya besar mengenai bagaimana proses ta’arufnya dengan sang calon suami yang
aktivis itu.
“teh gimana prosesnya ceritain dong?”tanyaku penasaran.
“singkat teh aku juga gak nyangka.”jawabnya.
Tentu tidak ada yang menduga bahwa sang ketua Tutorial itu bisa
mendapatkan sahabat karibku ini.
“pasti lewat murobbi ya?” aku coba menebak.
“Ia teh. Beberapa waktu yang lalu murobiahku memintaku untuk
membuat CV, ya sudah aku buat aja seadanya. Lalu tiga hari setelahnya beliau pun
mengirimkan CV ikhwan yang mungkin sudah oke dengan CV aku sebelumnya, maka aku
pun kaget ternyata dia adalah Husen teman seangkatan kita.”
“Setelah melihat CV nya maka bismillah aku bilang
lanjut, karena aku meyakini kalau memang bukan dia yang jadi jodohku maka pasti
Allah akan persulit proses ini. Namun jika jalannya mudah mungkin memang dialah
pilihan Allah yang terbaik, maka aku mah lanjut aja.”terangnya.
“Terus gimana kamu bisa mantap denganya?”tanyaku lagi.
“Karena dari dulu aku berprinsip hanya akan menerima atau
berproses jika itu dari murobiahku, dan bisa jadi ikhwan itu pun berprinsip
sama, maka lahaula aku mantap padanya.”
“MasyaAllah...”ucapku.
Elfatunnisa Faridah for #30DWC day 28
0 komentar:
Posting Komentar