Senin, 29 Februari 2016 |

KONSEKUENSI

Alhamdulillah hari ini telah sampai hari ke-15 #30DWC yang berarti setengah perjalanan telah kami (fighter) lewati.

Alhamdulillah sebelumnya telah dibekali dulu tips menulis dari Mas Rezky (penggagas program ini) yaitu Refleksi-Inspirasi-Solusi. Dan ketiga kata itu selalu terngiang dipikiran saya setiap kali akan menulis, secara perlahan saya pun mulai menikmati apa itu refleksi dalam kegiatan sehari-hari.

Dengan 14 tulisan yang telah saya buat,  hadirlah kata pelengkap  dari rumus yang disarankan Mas Rezky (ceritanya nambahin aja.hehe) yaitu “konsekuensi”.

Kenapa konsekuensi?... Entahlah ternyata dari setiap tulisan-tulisan itu ada saja ujiannya yang saya rasakan, mungkin seperti halnya pendakwah bahwa penulis juga harus jadi orang pertama yang mengamalkan apa yang ditulis. Maka inilah konsekuensi nya : “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Saff ayat 2 & 3)

Tentu saya tidak mau menjadi orang yang di benci Allah, maka di sini saya memohon do’a dari pembaca agar saya bisa senantiasa dalam bimbingan-Nya dalam menulis dan mampu mengamalkan setiap goresan yang tertulis, dan semoga sayapun bisa istiqomah menulis sampai akhir hayat. Aamiin...

O ya ada sedikit pengalaman menarik saya dalam setengah perjalanan #30DWC ini, yaitu belum terealisasikannya tulisan dari rancangan judul-judul yang saya buat. Jadi di awal #30DWC kita disarankan untuk menulis judul-judul tulisan yang akan dibuat selama 30 hari ke depan, namun uniknya dari puluhan judul yang telah saya tulis ternyata baru dua saja yang terealisasi, karena pada kenyataannya setiap hari yang saya lalui malah menjadi inspirasi yang lebih menarik untuk dibagikan.

Maka dari sana saya pun meyakini bahwa setiap episode kehidupan kita itu tak ada yang sia-sia dan pasti mengandung hikmah di dalamnya, so.. selamat menggali hikmah ya teman-teman. 
#keep positif thinking! J
Minggu, 28 Februari 2016 |

Kacamata

dan Allah Maha Tahu isi hati terdalammu” sepenggal nasihat dalam kajian Muslimah siang tadi. Lalu Allah menjawab makna kalimat tersebut dengan kejadian malam ini.

Tepat sejam yang lalu dengan mudah Allah mengambil salah satu illah yang memenuhi hatiku “kacamata”. Setelah nya dalam sebulan ini berganti tiga kacamata hingga aku merasa yang dipakai saat ini adalah yang paling cocok, pas dimuka, paling bagus dan sangat aku suka maka akhirnya detik tadi kacamata itu lenyap “hancur lebur” terlindas motor.

Maka aku hanya berucap “Alhamdulillah” Allah memang Maha Tahu isi hati ini kalau memang aku terlalu meng illah kan kacamata itu, yang mana mungkin ada kesombongan juga disana. Astagfirullah...

Dan hikmah lainnya ini bisa jadi merupakan ujian keyakinan berkenaan do’a yang dikasih Bunda sebulan yang lalu, ketika malam itu Bunda Eka (tetangga asrama) menyarankan aku untuk membaca do’a “Marhaban Qurrota Aini” setiap azan berkumandang sampai pada kalimat “Asyadu Anna muhammadar Rasulullah” karena dulu beliau selalu mengamalkan doa itu sambil memegang kedua matanya sehingga sampai usia 60 tahun lebih Bunda bisa membaca atau melihat tanpa kacamata. Jika kemarin aku masih setengah-setengah mempraktekkan saran Bunda tersebut, maka sekarang saatnya aku mengamalkan doa itu dengan penuh keyakinan. Bismillah...


Maka silahkan teman-teman yang juga memiliki gangguan mata, mungkin bisa dicoba baca do’a itu setiap azan, LAHAULA intinya kita ikhtiar mengenai kesembuhan Allah yang lebih menentukan. Wallahu a’lam. :-)
Sabtu, 27 Februari 2016 |

SOSMED ITU...

Saudaraku, saat ini kita hidup di zaman dimana media sosial (sosmed) menyebar luas, baik facebook, twitter, line, instagram, Path dan lain sebagainya.

Kita bebas mengakses sosmed yang kita punya sesuka hati kita, berkomunikasi, melihat gambar warna-warni, menjelajah ke sana kemari, tanpa ada yang mengganggu tanpa ada batasan waktu.
Dan sosmed itu bisa dikatakan seperti mengandung zat adiktif yang mana sulit ditinggalkan dan bikin ketagihan. Mungkin teman-teman merasakan sendiri, apalagi saat ini ketika semuanya telah berada dalam genggaman seolah kitapun semakin sulit untuk melepaskannya.

Dari sana mari kita sedikit bertafakur, dan bertanya pada diri sendiri. Sudahkah sosmed ini benar-benar dimanfaatkan untuk kebaikan? Lebih banyak manfaatnya kah tau lebih banyak mudaratnya? Dengan sosmed ini apakah membuat kita makin deket ke Allah atau malah makin jauh? Mari kita bandingkan pula kebersamaan kita akan sosmed sudahkah sebanding dengan kebersamaan kita akan al-qur’an?...

Jika jawabannya lebih banyak mudarat maka kita harus perbanyak istigfar dan mencoba menekadkan diri untuk lepas dari sosmed tersebut kecuali yang benar-benar urgen. Misalnya cukup punya akun facebook aja karena disana bisa mewakili twitter dan IG dalam hal bisnis atau komunikasi dengan teman, sehingga waktu kita pun tak banyak sia-sia. Karena sangat disayangkan ketika kita kepo atau scroll-scroll layar Hp cuma untuk tahu urusan orang lain yang tak ada manfaatnya. Karena sesungguhnya yang perlu di ingat juga adalah bahwa kita hidup di dunia ini sangat sebentar, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-mu’minun ayat 112 & 113 bahwa kita hidup di dunia ini gak sampai sehari bahkan setengah hari. So... mulai sekarang mari kita uninstall sosmed-sosmed yang dirasa tak perlu. Buktinya dulu tanpa sosmed pun kita masih bisa hidup, kenapa sekarang nggak. 

Salahsatu motivasi saya dalam melakukan hal ini adalah sebuah ungkapan (entah hadis atau bukan) “barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka pasti Allah ganti dengan yang lebih baik” maka mari kita yakini ungkapan itu, insyaAllah kita bisa melakukannya! J

Ketahuilah sahabatku, diantara salahsatu hikmah merebaknya sosmed di zaman kita ini adalah agar Allah tahu siapa dari hamba-hambaNya yang benar-benar takut kepadanya.
Allah Subhanahu Kwa Ta’ala berfirman : “Supaya Allah mengetahui siapakah orang yang takut kepadanya, dalam keadaan tak seorangpun melihatnya.” (Qa. Al-Ma’idah 94)

Subhanallah ...
Allah menguji kita dengan sosmed agar kita tahu seberapa besar rasa takut kita kepadanya. Apakah dengan sosmed kita semakin takut kepadanya, atau malah rasa takut kita kepadanya menjadi sirna?
Saudaraku, engkaulah yang lebih mengetahui tentang jawaban itu, dan Allah lebih mengetahui tentang dirimu, dan apa saja yang engkau kerjakan.

#SELF REMEMBER (sumber: Shahih Fiqih dengan beberapa penambahan)



[Elfatunnisa Faridah for #30DWC day 13]

Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif ini bukan sekedar tentang pembelajaran di kelas, tapi bagaimana setiap saat dalam kehidupan kita dapat melakukan pembelajaran yang efektif pula.

Mungkin seperti yang aku alami hari jum’at kemarin yang mana pagi itu aku harus mengikuti pembelajaran alquran dengan guru tahsinku di sebuah lembaga yang ada di kota Bandung, Dan kemarin aku terlambat datang ke tempat belajar itu, setelahnya menempuh perjalanan sekitar 1 jam.
Maka di sana aku hanya belajar 20 menit’an saja untuk talaqi, setelah pembelajaran selesai aku mencoba mencari hikmah lain atas pembelajaran itu hingga aku merasa terkesan dengan kedisiplinan guru ngajiku itu, dan aku suka sikap tegas nan lembutnya saat mengakhiri pelajaran tanpa membuat aku tersinggung atas kelalaianku sendiri. Maka sebagai pembelaan diri aku berkata dalam hati tak apa belajar sebentar yang penting ilmunya dapat, dan waktu singkat tadi rasanya lebih efektif dibanding biasanya.

Kemudian aku pun mencoba menikmati 2 jam perjalanan (pergi+pulang) itu dengan dengan membaca buku atau tilawah di angkot. Maka ini pembelajaran efektif kedua.

Lalu mengenai angkot dari sana aku pun belajar bahwa rizki Allah itu tak kan tertukar, seperti halnya jodoh.*eh...  Jadi meskipun si mang angkot kebut-kebutan dengan angkot lain biar dapat penumpang duluan, ya kalau ketetapan Allah nya cuma dapat 2 orang penumpang (misalnya) ya pasti segitu aja. Karena bisa jadi sepersekian detik angkot yang dibelakangnya justru dapat penumpang yang memang mau naiknya detik belakang itu. Terus ada juga mang angkot yang sebaliknya, dilama-lamain ngetem nunggu penumpang biar banyak yang naik. Meski ngetem lama kalau jatah dari Allah nya cuma satu penumpang ya gak bakal nambah. . Jadi siapa yang ngatur semua itu kalau bukan Allah? Maka sangat disayangkan ketika lama ngetem ujung-ujungnya malah melalaikan salat. (maaf ya saya terlalu menjiwai dunia per angkotan ini.hehe)... 

Sepertinya akan indah jika tukang angkot, pedagang atau siapapun paham akan hakikat rizki ini, sehingga tak ada istilah saling iri ataupun mencari rizki dengan jalan yang haram toh semua sudah ada jatahnya masing-masing, tinggal caranya saja yang harus diluruskan.

Demikian salahsatu contoh yang aku rasa termasuk pembelajaran efektif, bahwa dimanapun, dengan siapapun, kapanpun kita bisa senantiasa belajar dari setiap episode kehidupan ini. Wallahu a’lam



[Elfatunnisa Faridah for #30DWC day’s 12]
Jumat, 26 Februari 2016 |

Mari Perbaiki Salat (part 2)

Bismillah, mari kita lanjutkan pembahasan mengenai salat kemarin karena ada beberapa hal yang belum tersampaikan.

Aku pun mencoba untuk merefleksikan tausiyah tersebut pada diriku sendiri. Dan betapa salat-salat yang dilakukan masih terasa kosong. Mencoba bertanya pada diri, sepertinya aku belum benar-benar butuh pada Allah, belum sepenuhnya bergantung pada-Nya, atau belum benar-benar yakin pada-Nya, belum pula demikian takut akan azab-Nya. Astagfirullah...

Mari kita ulas kembali Al-Baqarah ayat 45-46 :
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. ”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa khusyu adalah hadiah dari Allah untuk orang-orang yang yakin akan perjumpaan dengan-Nya.

Ada sebuah perumpamaan menarik yang sering disampaikan oleh guru saya bahwa salat itu seperti membuka brankas. Teman-teman tahu kan apa itu brankas?... itu lo tempat menyimpan uang, perhiasan atau barang berharga yang hanya bisa dibuka dengan kode tertentu.

Kembali ke salat, kita ibaratkan saat mengangkat tangan dan berucap takbir “Allah Akbar“.... “ceklek” saat itu satu kode masuk, lalu kita baca surah Al-fatihah maka “ceklek” masuk lagi satu kode, terus-menerus tiap gerakan salat seperti memasukan nomor, sampai akhirnya brankas itu terbuka. Jika pada berangkas yang di dapat adalah harta. Maka yang kita dapat dari salat adalah ketenangan hati dan pertolongan Allah.

Sekitar sebulan yang lalu ada satu kisah menarik dari saudara seiman (suami istri) yang sedang berdakwah di Inggris ketika akan melahirkan ternyata bayi yang dikandungnya sungsang (posisi terbalik) maka apa yang dilakukan sang suami saat mengetahui hal itu?... Dia hanya SALAT!!! Lalu selesainya salat atas jin Allah sang bayi bisa lahir dengan selamat dengan posisinya yang tidak lagi terbalik. MasyaAllah... inilah salahsatu contoh bentuk pertolongan Allah dengan salat.  

Di dalam salat itu ada sebuah doa super yang sangat kumplit. Yaitu doa diantara dua sujud : Rabbighfirli (ampuni aku), Warhamni (sayangi aku), Wajburni (cukupi kekuranganku), Warfa’ni (tinngikan derajatku), Warzuqni (beri aku rezeki), Wahdini (tunjuki aku), Wa’afini (sehatkan aku), Wa’fuanni (maafkan aku). Mari kita hayati doa tersebut, sambil benar-benar berharap dan merasa tak ada daya di hadapan-Nya.

Sebagai penutup ada ungkapan dari sahabat Hudzaifah ketika melihat seseorang yang salat dengan cepat, “Apalagi yang akan kamu banggakan dari agamamu jika salatmu telah kamu sepelekan, salat yang cepat itu seperti orang yang mengurangi timbangan amal”
Mari kita tekadkan pula untuk dapat memahami arti bacaan dan setiap gerakannya, agar lebih tenang (tumaninah). Jika dalam salat kita bisa benar-benar fokus dan ingat Allah maka di luar salat pun insyaAllah akan senantiasa merasa diawasi-Nya, sehingga kita bisa terhindar maksiat.

Maha Baik dan Maha Lembut nya Allah sekalipun salat kita belum khusyuk, sering acuh padaNya tetap saja Allah menghidupkan, menyehatkan memberi kita rezeki dan masih mengurus kita, kalau saja Allah marah mungkin kita sudah hancur. Wallahu a’lam.



[Elfatunnisa Faridah for #30DWC11]
Rabu, 24 Februari 2016 |

Mari Perbaiki Shalat Kita

Rabu malam (24 Februari 2016) di Mesjid Daarut Tauhiid di adakan Kajian Tauhiid bersama Aa Gym (KH. Abdullah Gymnastiar) dengan pembahasan “Shalatmu Menentukan Kualitas Hidupmu”. Kajian ini adalah kajian rutin yang lebih dikhususkan untuk santri dan jamaah yang memang melaksanakan salat isya di mesjid DT, sehingga tidak ada publikasi besar-besaran mengenai kajian ini. Meski begitu masjid DT tetap saja ramai dan penuh dengan orang-orang yang haus akan ilmu ilahi.
Berikut ini adalah rangkuman materi yang saya simak:

dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Q.S Al-Baqarah ayat 45)

Jangan merasa terbebani dengan salat karena justru shalatlah yang sangat menetukan datangnya pertolongan Allah. Karena Allah sangat menyukai dzikrullah dan dzikir dalam salat adalah yang paling lengkap yang mana di dalamnya ada takbir, tasbih, tahmid, ayat Quran, salawat dan do’a. Dalam salah satu hadis pun diungkapkan bahwa posisi terdekat seorang hamba dengan Rabb-nya adalah saat sujud.

Meremehkan salat = meremehkan pertolongan Allah = meremehkan Allah. Karena amal yang dicintai Allah adalah salat. Lalu bagaimana dengan yang sering shalat tapi tidak berkualitas? Akhlak masih buruk, padahal jelas dalam surah Al-Ankabut ayat 45 diungkapkan : “sesungguhnya salat itu mencegah (perbuatan) keji dan munkar” jadi seharusnya ada rem yang pakem dari mendholimi diri sendiri dan orang lain dengan salat.

Padahal khusyu itu bukanlah sesuatu yang sulit karena sesunguhnya kita sering khusyu. Misalnya ketika kita sangat berharap dan takut sekali dari sesuatu maka saat itu kita khusyuk. Atau saat kita bertemu dengan orang penting, misalnya atasan kita. Hanya saja kita jarang khusyuk ke Allah. Bahkan jika ada sesuatu yang penting pasti kita akan serius (khusyuk), misalnya menjawab sms atau BBM penting. Khusyuk itu fokus dengan mengerahkan pikiran pada satu hal.

Semua urusan itu mudah, karena semuanya ada dalam kekuasaan Allah hanya saja kita tidak peduli akan pembuka pertolongan Allah tersebut. Harusnya setiap kali sedih langsung shalat, sakit hati,salat.  Punya keinginan, salat. Takut sesuatu, salat. Ada waktu senggang, salat. Karena shalat adalah dzikir yang paling utama.

Bagaimana caranya untuk bisa khusyuk? Maka awalilah dengan salat tepat waktu, salat berjamaah di mesjid, dan ikhtiar untuk dapat shaff terdepan. Allah tahu kita sulit khusyu tapi Allah tahu bahwa kita telah berusaha.

Latihan kedua perbanyak shalat sunnah, misalnya salat syukrul wudlu, salat duha, atau salat qiyamulail.

Khusyu adalah hadiah untuk orang yang sungguh-sungguh. Maka rumus sederhananya pahami bacaan shalat, bersungguh-sunguh, dan tumaninahlah!!!! 
Selasa, 23 Februari 2016 |

Ciri Pecinta Allah

Dalam kajian santri akhwat pagi tadi teh Ninih berbagi mengenai ciri-ciri para pecinta Allah. Berikut 5 Ciri para pecinta Allah dan yang dicintai Allah :
1. Selalu gembira dan tersenyum. Memberikan wajah yang ceria ketika bertemu saudara seimannya.
2. Pemurah dan tidak pelit (senang berbagi)
3. Berani.
4. Pemaaf. Tidak pernah menyimpan dendam.
5. Ketika memandang apapun, di pandangan hanya ada Allah. Kemana - mana melihat wajah Allah. 

Kemudian teteh berpesan agar berhati-hati untuk tidak menyakiti para kekasih Allah (orang dicintai Allah), karena Allah sendiri yang akan membalasnya langsung.

Seketika aku jadi teringat dengan seorang sahabat sholihahku yang setiap berbicara selalu di kaitkan dengan Allah, setiap di dekatnya entah mengapa hatiku pun jadi tenang. Dia tidak pernah mengeluh meskipun dalam keadaan sangat cape, bicaranya sedikit tapi penuh makna dan dia sangat senangnya membantu orang lain. Mungkinkah dia salah seorang kekasih Allah itu? Semoga saja...

Sedikit kisah yang pernah aku alami bersamanya. Suatu hari saat aku masih tinggal satu asrama dengannya ada undangan halal bi halal (syukuran setelah hari raya idul fitri) untuk Pak Kiayi dan beberapa santri. Maka aku dan dia menjadi salahsatu yang bisa mengikuti acara tersebut.
Ketika sampai di lokasi ternyata bukan sekedar acara halal bi halal tapi juga tasyakuran atas selesainya pembangunan rumah dari ketua penyelenggara.
MasyaAllah... dan rumahnya itu ternyata sangat mewah dan luas. Luasnya saja sekitar 400 hektar. Maka kebanyakan tamu yang datang sangat takjub dengan rumah tersebut, dan mayoritas berkata “Subhanallah... bagaimana beliau bisa membangun rumah sebesar ini?”. 
Namun di luar dugaan hal yang diucapkan oleh sahabatku tidaklah seperti orang pada umumnya, dan dia hanya berkata “Kasian pemilik rumah ini pasti pertangungjawaban nya di akhirat cukup berat.” Mendengar kata-katanya aku tertegun diam, dan hanya membenarkan dalam hati.

Begitulah sahabatku, semoga aku bisa seperti dia dengan segala kebaikan dan keserhanaannya. Dan semoga kelak aku bisa berkumpul bersama di surga-Nya. Aamiin..

#aku merindukanmu



[Elfatunnisa Faridah for #30DWC]
Senin, 22 Februari 2016 |

Followed


Bagaimana rasanya jika kita tahu kalau sosmed kita misalnya instagram, twitter, tumblr dan sebagainya ternyata di follow oleh seseorang yang dicinta?... Wah mungkin akan bahagia ya atau mungkin juga malah jadi baper.hehe...

Dan efeknya tentu kitapun jadi sangat perhatian pada konten postingan yang kita upload baik itu berupa foto, status ataupun tulisan-tulisan lainnya. Semuanya jadi penuh perhitungan dengan lebih memperhatikan sisi positif dan negatif karena kita tahu kalau si doi berkemungkinan akan melihat atau membaca postingan tersebut.

Maka dari sana saya mencoba mentafakuri bahwa ada hal serupa yang sering kita lupa, bahwa sesungguhnya kitapun setiap hari, setiap detik senantiasa di follow oleh Yang Maha Cinta, Allah.

Kita sering lupa kalau Allah setiap saat senantiasa memperhatikan dan melihat apa yang kita lakukan, medengar setiap kata yang kita ucap, bahkan sampai bisikan hati yang terdalam pun Allah tahu. Tapi seringnya kita acuh dengan pengawasan Allah itu. Lain halnya ketika kita tahu kalau ada seseorang yang dikagumi yang memfollow, maka kita jadi ingin memperbagus semuanya, memperbagus kata, bahasa dan penampilan, menjadikan lebih sibuk dengan penilaian makhluk dari pada penilaian-Nya. astagfirullah... Mari kita periksa niat (hati) juga keseharian kita sudahkah kita selalu merasa diawasi-NYA? Semoga Allah senantiasa membimbing hati, mata, lisan, dan akhlak ini agar dijauhkan dari ujub dan riya. Dan juga semoga Allah menerima setiap amal-amal kita. Aamiin.... 

#SELF REMEMBER 


[Elfatunnisa Faridah for #30DWC] 

Masker Anti Baper


Dalam sebuah kajian alqur’an bersama santri penghafal qur’an seorang santri ikhwan (anak) bertanya : “Ustad bagaimana cara menundukkan pandangan sementara akhwat ada dimana-mana?”

Sontak semua santri gaduh, menahan tawa akan pertanyaan tersebut, “ya memangnya kita makhluk halus ada dimana-mana?” ucap temanku.

Beginilah ujian santri di tempat ramai seperti Daarut Tauhiid, ghadul bashar (menjaga pandangan) selalu menjadi PR utama karena banyaknya santri, mahasiswa, juga jamaah yang senantiasa berlalu lalang dan berkunjung ke pesantren.

Jikapun ada istilah "ngeceng antar santri" tentu sangat mudah karena bisa saling tahu seseorang itu termasuk santri program apa, melalui syal yang dikenakan setiap harinya.

Atas dasar pertanyaan itu, kini sebagian akhwat berinisiatif untuk memakai masker, ceritanya sih masker anti baper, ya minimalnya kita jadi gak bisa dipandang, kasian juga sih para ikhwan yang sulit ghadul bashar, maka tugas para akhwat untuk menjaga diri. Karena kita juga tahu klo akhwat itu memang sumber fitnah tersebab suara, bentuk tubuh, apalagi muka bisa menggoda yang lemah iman.
Jika belum mampu memakai cadar mungkin ini salahsatu solusinya. :-)


[Elfatunnisa Faridah for #30DWC]
Sabtu, 20 Februari 2016 |

little think "MATE"



Bismillahirrahmannirrahim.....
“Dijadikan terasa indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran ayat 14)

Dalam ayat diatas menyebutkan bahwa wanita adalah ujian bagi laki-laki (sesuatu yang dijadikan indah), dan sepertinya ayat tersebut pun berlaku sebaliknya, bahwa laki-laki adalah salah satu ujian terberat bagi perempuan. Kenapa saya mengatakan salah satu yang terberat, karena berapa hari ini saya dapati beberapa sahabat muslimah yang menangis karena lawan jenis.

Dalam waktu yang berdekatan 3 sahabat saya mencurahkan kegalauan hatinya. Yang pertama bingung ketika diajak nikah tapi belum siap, yang kedua masalahnya terlanjur khitbah tapi gak ada cinta, dan yang ketiga menyukai dia ‘someone’ yang sudah ngasih harapan tapi tiba-tiba ninggalin begitu aja.

MasyaAllah... membicarakan ‘cinta’ dalam konteks anak muda apalagi yang dalam masa penantian seperti tak ada habisnya. Dan di sana saya hanya bisa berdecak kagum dengan skenario Allah yang mana jalan ceritanya itu selalu berbeda-beda dan unik.

Entahlah sampai kapan pembicaraan mengenai jodoh ini akan berakhir? Yang jelas berlebihan dalam membicarakan namun tidak mengarah pada ilmu dan persiapan adalah sebuah kesia-siaan.

Secara simpel nya jodoh itu masalah keyakinan saja. Coba hayati ayat berikut ini Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz-Dzaariyaat : 49)
Ini adalah janji Allah yang pasti bahwa semuanya telah Allah ciptakan berpasang-pasangan. Jika pun tidak dunia, telah Allah siapkan di surga, asal kitanya jadi orang baik aja.

Untuk sahabat muslimah ku yang mungkin galau dalam penantian, mari luruskan niat, persiapkanlah ilmu dan mental yang terbaik, jadilah orang yang terjaga dan pantaskan dirimu untuk bersanding dengannya. Bukankah laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Dan satu hal lagi jodoh tidak akan pernah datang terlambat, juga tidak lebih cepat. Semua ada waktunya dan Allah Maha Tahu kapan waktu itu, takkan ada jodoh yang tertukar jadi pasrahin aja sama yang Maha Cinta, mohon penjagaan terbaik-Nya. :)

Banyakin syukur toh dengan sendiri masih bebas ikut kajian di manapun, masih bebas bisa mabit/i’tikaf di mesjid manapun dan tentunya kesempatan untuk maksimalin birrul walidain. Wah Allah memang Maha Baik.


[Elfatunnisa Faridah for #30DWC]

She is Layyina


Gadis itu bernama Layyina, usianya belum genap 13 tahun. Kami tinggal dalam satu asrama namun berbeda lantai dan berbeda program, dia adalah salahsatu santri tahfidz SMP. Seyogyanya aku sudah mengenal dia sejak dulu namun karena cutiku selama 2 bulan dari pesantren membuatku tak begitu kenal santri-santri cilik pejuang qur’an itu.

Ketika kesholehahannya jadi buah bibir teman kamarku, aku hanya bertanya “siapa itu Layyina? Yang mana ya?” kemudian temanku hanya menjawab : “itu teh gadis yang syahdu”. Maka aku balik bertanya maksudnya syahdu? “Silahkan teteh perhatikan sendiri!”, perintah temanku.

Dan benarlah setelah aku tahu yang mana dan siapa gadis cantik itu ternyata dia memang syahdu, syahdu dengan do’a-do’anya.

Untuk pertama kalinya aku berpapasan dengan dia di kamar mandi dan dia tidak lepas untuk langsung bermunajat selepasnya keluar dari WC, tentu dengan khasnya mengangkat tangan dan mata yang terpejam.

Setelah itu aku semakin senang dan sering memperhatikannya dan ketika ada halaqah pun dialah santri yang paling khusus dalam do’anya. Belum lagi cerita orang-orang yang menambah kekagumanku bahwa dialah gadis yang senantiasa menangis dalam do’anya selepas salat. MasyaAllah aku benar-benar malu belum bisa seperti dia.


Mungkin betapa banyak dan sering kita melupakan pentingnya keseriusan (kesyahduan) dalam berdo’a, dan gadis kecil itu sedikitnya telah membuatku berubah untuk belajar lebih khusu saat bermunajat, terimakasih Layyina.


[Elfatunnisa Faridah for #30DWC]
Rabu, 17 Februari 2016 |

Indahnya Tawakkal



Tawakal adalah mengandalkan Allah dalam segala hal, tentunya dengan tidak melupakan ikhtiar yang maksimal. Setiap ada masalah serahkan hati kita pada Al-Wakil dan tandatangani kontrak perwakilan, lalu katakan, “Cukuplah bagiku Allah, sebaik-baik tempat bersandar.”

Masalah itu adalah karunia bukan musibah, musibah itu terjadi kalau kita salah menyikapi masalah. Jika benar-benar direnungkan sesungguhnya masalah yang kita hadapi tidaklah lebih rumit daripada rumitnya Allah mengurus tubuh kita. Maka pada siapa lagi kita minta tolong kalau bukan pada Allah, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tawakal itu datang dari keyakinan yang mantap bahwa tidak ada yang mencelakakan diri ini, kecuali apa yang Allah tetapkan. Katakan pada Allah “aku menyandarkan pada-Mu, ya Allah... semua urusanku ditangan-Mu, kebaikan di tangan-Mu, aku tidak memiliki satu pilihan pun, wahai Tuhanku, aku tidak berdaya, bodoh, hina dan tak tahu mana yang terbaik maka pilihkanlah aku apa yang kau kehendaki”.

Untuk menjadi ahli tawakal (mutawakkil) mudah sekali yaitu dengan terus menerus berhubungan dengan Allah swt melalui zikir dan do’a. Hampir semua solusi persoalan itu adalah zikir dan do’a. Itu adalah dua senjata orang mukmin, maka jangan sampai dilupakan walau sedetik pun.
Salahsatu ciri orang yang tawakkal adalah tidak adanya rasa kecewa ataupun kesedihan yang dalam ketika apa yang diharapkannya tidak tercapai, karena dia yakin bahwa ketentuan Allah adalah yang terbaik.

Nasihat terkhir, rutinlah mendawamkan do’a “Bismillahi tawakaltu alallahi laa haulaa walaa quwwata illah billahi” setiap keluar dari rumah, maka insyaAllah setiap urusan kita akan dimudahkan dan dibimbing Allah.

(Ini adalah rangkuman atau sedikit ilmu yang saya dapat mengenai tawakkal baik dari kajian yang saya ikuti ataupun buku yang saya baca) Semoga bermanfaat. Keep tawakkal yaa!! ^^


[Elfatunnisa Faridah for #30DWC]


Memasrahkanmu


Untukmu yang mengisi relung hatiku beberapa bulan ini,
Untukmu yang membuat Rabb ku cemburu,
Sudah cukup sampai di sini pengharapanku.

Beberapa hari tiada henti Allah hujani aku dengan kata “tawakal”
Seolah-olah Dia ingin aku memasrahkanmu
Dan sedikitnya mulai kupahami bahwa aku memang harus melepaskanmu
Mengubur segala rasa yang sempat mencuat kepermukaan,
Menghapus semua angan dan harapan kosong yang di bisikan setan,
Menutup semua pintu yang dapat mengingatkanku padamu,
Dan memilih menjaga diri seperti Maryam
Inilah yang terbaik

Untuk waktu ke depan akankah ada sapa dan pertemuan?
Tentu aku tak tahu, dan mengenai jatah umurku pun aku tak tahu
Maka aku hanya ingin menitipkanmu pada-Nya
Semoga Rabb ku senantiasa menjagamu dalam kebaikan
Semoga Dia selalu menjagamu bersama Al-quran



18 Februari 2016
@Asrama Daarul Iman

ketika merindukannya, al-fatihahin aja!



Bismillah, berbicara tentang rindu, rindu yang terkadang datang menyergap tanpa permisi. Mungkin kita pernah sangat rindu pada orang tua ketika sedang di perantauan, rindu pada sahabat tercinta, atau mungkin merindukan si doi (seseorang yang dikagumi), maka ungkapkan dengan al-fatihah. Lo kok al fatihah?... yes, it’s true story.

Dulu saya pernah bercerita kepada sahabat sekaligus guru spiritual saya mengenai rasa suka (kagum) saya pada seseorang (ikhwan), dan nasihat yang diberikan guru hanya satu kalimat “alfatihahin aja teh”.

Kemudian beliau menceritakan tentang masa lalunya. Bahwa beliau juga pernah menyukai seseorang, dan ketika ingat ikhwan (laki-laki) yang di suka tersebut guru saya hanya mengirimkan Alfatihah begitu tuturnya, bahkan berjalan beberapa bulan tiap ingat dia langsung alfatihah, tiap terbayang wajahnya baca alfatihah.

Hingga suatu hari, dengan seijin Allah ikhwan yang beliau suka tiba-tiba mengirim pesan lewat FB-nya kalau beliau juga ternyata ada perasaan yang sama kepada sahabat saya itu. Wah, mungkin itu adalah buah dari alfatihah untuk orang yang tak dikenal, dan ikhwan tersebut pun menyatakan keseriusannya untuk menikah dengan sahabat saya. Namun sampai sekarang mereka belum bisa bersatu karena sang akhwat (sahabat saya) memutuskan untuk menyelesaikan hafal alqurannya terlebih dahulu sebelum menikah.

Dan sesuatu yang luar biasa itu telah saya praktekkan sendiri ketika saya menyukai seorang pengajar di tempat saya les, kala itu saya ingat nasihat sahabat saya bahwa jika terbayang/keingetan orang yang di suka langsung baca alfatihah sambil di ikhlaskan. Jadi maksudnya dalam alfatihah itu kita tidak boleh berharap agar orang yang kita suka balik menyukai kita, tapi benar-benar memasrahkan rasa itu kepada Allah. Dan MasyaAllah kurang dari dua hari semenjak seringnya saya kepikiran orang yang saya suka tersebut Allah langsung memberi jawaban.

Setelah paginya saya alfatihahin eh pas sorenya pengajar saya itu ternyata mengajar sambil membawa anak-anaknya. MasyaAllah... dari sana barulah saya tahu kalau ternyata beliau sudah menikah bahkan sudah punya anak dua.haha.... lucu kan? Tapi anehnya sama Allah dibuat happy aja bukan malah kecewa atau sedih ketika tahu kalau orang yang di suka ternyata sudah punya anak. Dan saya yakin mungkin inilah buah dari alfatihah itu, bahwa hati kita pun dibuat lapang sama Allah.


Selamat mencoba ya teman-teman jangan hanya buat si doi aja tapi alfatihahin juga orangtua, keluarga, guru, dan sahabat-sahabat kalian apalagi kalau kalian sedang merindukan mereka. InsyaAllah dari sana kalian bisa menjadi lebih tenang dan bisa menemukan hikmah lainnya. 



By.Elfatunnisa Faridah for #30DWC.
Selasa, 16 Februari 2016 |

Mentafakuri Waktu


Bismillah, untuk #3DWC yang kedua ini mari kita berbicara mengenai waktu, berhubung ada hal sangat saya sesali hari ini karena belum bisa optimal memanfaatkan waktu yang Allah beri.

Waktu adalah salah satu nikmat Allah swt yang tak ternilai harganya bahkan dengan uang sekalipun, saking berharganya maka tak layak untuk disia-siakan. Bahkan di dalam Alquran pun Allah bersumpah beberapa kali “Demi Waktu” seperti dalam surah Al-Ashr salah satunya.

Jika coba direnungkan, waktu berjalan begitu cepat tanpa bisa ditahan, 30 hari terasa seperti seminggu, sehari seperti sejam. Subhanallah.... Dan Allah pun berkata bahwa “manusia pasti merugi” ketika ia kehilangan waktu begitu saja. Tanpa disadari setiap hari kita pun semakin dekat dengan waktu kematian kita dan hari yang telah berlalu tak kan pernah bisa kembali.

Maka sudah sepatutnya kita terbiasa mentafakuri waktu-waktu kita di awal atau penghujung malam, atau di setiap aktivitas kita. Misalnya kita periksa (tanya hati) sudahkah waktu kita benar-benar di isi dengan kebaikan? Hal apa saja yang dilakukan hari ini? Periksa, banyak manfaat atau sia-sia? Periksa pula adakah dari waktu kita yang bisa jadi bekal untuk akhirat?

Misalnya malam ini saya coba mentafakuri diri sendiri, ternyata banyak hal yang saya lewatkan seharian ini, diantaranya target hafalan, target tilawah yang terbengkalai, buku yang tidak terbaca, juga tugas kuliah yang belum terselesaikan, sementara saya renungkan kembali bahwa hari ini saya “Free” dalam artian tak ada jadwal ke kuliah, tapi mengapa bisa begitu lalai? Maka ditemukanlah, oh hari ini terlalu banyak ngobrol yang tak manfaat, hari ini makannya terlalu lama, hari ini kebablasan tidur siang, dan terlalu banyak tetek bengek hal kecil yang seharusnya tidak dilakukan. Semoga Allah ampuni dosa-dosa saya.

Kalau sudah begini benarlah kata ustad Nouman Ali Khan bahwa terkadang yang mencelakakan kita itu adalah waktu luang. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan dapat mengisi setiap detik kita dengan amal shaleh.aamiin
Senin, 15 Februari 2016 |

LGBT Idaman Para Wanita.

Hari pertama #30DWC mari kita bicara tentang LGBT, tapi ini bukanlah LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender) yang sedang ramai jadi perbincangan di berbagai media, karena untuk hal itu tentu saya sangat tidak setuju sebagaimana di dalam Alqur’an pun Allah telah mengisahkan dengan sangat jelas bagaimana kesudahan kaum Luth dengan azab-Nya yang keras.

Nah yang akan saya bahas ini adalah mengenai LGBT yang lain, yang Allah suka dan pastinya jadi idaman para wanita juga, apakah itu? ini dia “Lelaki Ganteng Banyak Tilawah”. Wah udah ganteng rajin tilawah juga kurang apa coba, beruntunglah kalau dapat suami seperti ini.

Dan sepertinya untuk saat ini sangat mudah menemukan LGBT, misalnya kita lihat apakah dia tergabung dengan grup ODOJ (One Day One Juz) atau tidak, bahkan ada yang lebih keren lagi kalau ternyata ikutannya SALJUQ (SehAri Lima JUz al-Quran).

Cara mendeteksi LGBT yang kedua adalah lihat status-status di sosmed nya kalau dia masih sering galau ya mungkin belum termasuk LGBT karena orang yang rajin tilawah itu biasanya pembawaanya juga tenang.

Sesuai dengan firman Allah swt : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Q.S ar-Ra’d [13] : 28)

Untuk cara yang ketiga lihat komunitas yang diikuti misalnya kalau tergabung dalam dakwah kampus insyaAllah tilawahnya juga terjaga karena ada tuntutan dari organisasi atau prasyarat keanggotaan.

Apa yang saya paparkan di atas bukanlah sebuah anjuran agar teman-teman (akhwat) jadi keppo sama ikhwan untuk tahu dia termasuk LGBT tidak karena hal itu jelas tidak diperbolehkan kecuali kalau anti (kamu) sedang pada masa ta’aruf maka boleh mencari tahu. Jadi untuk yang lagi ta’aruf silahkan praktekan.hehe

Apa yang saya bahas sebatas harapan dan do’a semoga kelak sahabat-sahabat muslimah bisa mendapatkan suami yang LGBT.aamiin... Eits, tapi jodoh itu kan cerminan diri kita jadi sebelum ngarep yang LGBT hadir kita rajinin dulu tilawahnya saat ini, kalau sama-sama rajin tilawah mungkin nanti makin romantis karena bisa tilawah bareng.

Sebagai penutup saya ingin menyampaikan sebuah hadis yang semoga jadi motivasi teman-teman untuk semakin mencintai Alquran,

Dari Anas r.a ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari golongan manusia.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah mereka?” Beliau bersabda, “Mereka adalah orang yang dekat dengan Al-Qur’an. (Mereka adalah) keluarga Allah  dan hamba yang istimewa.“ (HR. Ibnu Majah)

So, kalau mau jadi yang special disisi Allah sebelum nanti special disisi doi mari kita perbanyak tilawah! :)
Kamis, 11 Februari 2016 |

Dengan ujian dan guncangan jiwa
Aku mulai asyik menerjemahkan bahasa cinta-NYA
Mungkin aku terlampau lemah dan bodoh untuk sekedar melangkah
Dalam gontai masih tertatih di lorong yang sama
Kapankah akan bergerak, berpindah dan melaju kencang?
Bahkan jika boleh aku ingin terbang saja
Ah lagi-lagi butuh perjuangan ekstra luar biasa
Dan Tuhan tahu aku mampu
Hanya saja hijrahku belum semaksimal yang diharap-Nya
Semoga, mulai detik ini Tuhan mampukan aku untuk berlari
Meraih semua asa dan cita
Agar kelak berguna bagi keluarga, bangsa dan agama

Rabu, 10 Februari 2016 |

Curahan Hati

Aku terjerembak dalam keraguan hati
Antara meninggalkan atau bertahan
Antara mencintai atau melupakan
Sampai detik ini belum ada kepastian
Benarkah kita akan bersatu?
Benarkah kamu calon imamku?
Persaanku mungkinkah sekedar kasih ilusi
Yang terjebak dalam ruang cinta imaji

Untukmu yang masih misteri
Adakah sedikit harapmu padaku
Adakah sedikit rasa itu untuk memperjuangkanku?
Oh aku sepertinya terlalu berharap
Mengharapkanmu dapat hadir segera
Menyapa, berjumpa dan berkata “mari belajar menyurga”
Akankah terjadi?
Hanya Rabb yang tahu jawabannya

Dan kini ketika ada pintu lain yang mulai terbuka
Haruskah aku memasukinya?
Lalu meninggalkan semua kesemuanmu?
Wahai sang pemilik hati, kumohon pentujuk-Mu
Hilangkan kebimbanganku
Tetapkan aku dalam penjagaan-Mu
Sampai masanya kutahu siapa imamku yang pasti