Sabtu, 27 Februari 2016 |

Pembelajaran Efektif

Pembelajaran efektif ini bukan sekedar tentang pembelajaran di kelas, tapi bagaimana setiap saat dalam kehidupan kita dapat melakukan pembelajaran yang efektif pula.

Mungkin seperti yang aku alami hari jum’at kemarin yang mana pagi itu aku harus mengikuti pembelajaran alquran dengan guru tahsinku di sebuah lembaga yang ada di kota Bandung, Dan kemarin aku terlambat datang ke tempat belajar itu, setelahnya menempuh perjalanan sekitar 1 jam.
Maka di sana aku hanya belajar 20 menit’an saja untuk talaqi, setelah pembelajaran selesai aku mencoba mencari hikmah lain atas pembelajaran itu hingga aku merasa terkesan dengan kedisiplinan guru ngajiku itu, dan aku suka sikap tegas nan lembutnya saat mengakhiri pelajaran tanpa membuat aku tersinggung atas kelalaianku sendiri. Maka sebagai pembelaan diri aku berkata dalam hati tak apa belajar sebentar yang penting ilmunya dapat, dan waktu singkat tadi rasanya lebih efektif dibanding biasanya.

Kemudian aku pun mencoba menikmati 2 jam perjalanan (pergi+pulang) itu dengan dengan membaca buku atau tilawah di angkot. Maka ini pembelajaran efektif kedua.

Lalu mengenai angkot dari sana aku pun belajar bahwa rizki Allah itu tak kan tertukar, seperti halnya jodoh.*eh...  Jadi meskipun si mang angkot kebut-kebutan dengan angkot lain biar dapat penumpang duluan, ya kalau ketetapan Allah nya cuma dapat 2 orang penumpang (misalnya) ya pasti segitu aja. Karena bisa jadi sepersekian detik angkot yang dibelakangnya justru dapat penumpang yang memang mau naiknya detik belakang itu. Terus ada juga mang angkot yang sebaliknya, dilama-lamain ngetem nunggu penumpang biar banyak yang naik. Meski ngetem lama kalau jatah dari Allah nya cuma satu penumpang ya gak bakal nambah. . Jadi siapa yang ngatur semua itu kalau bukan Allah? Maka sangat disayangkan ketika lama ngetem ujung-ujungnya malah melalaikan salat. (maaf ya saya terlalu menjiwai dunia per angkotan ini.hehe)... 

Sepertinya akan indah jika tukang angkot, pedagang atau siapapun paham akan hakikat rizki ini, sehingga tak ada istilah saling iri ataupun mencari rizki dengan jalan yang haram toh semua sudah ada jatahnya masing-masing, tinggal caranya saja yang harus diluruskan.

Demikian salahsatu contoh yang aku rasa termasuk pembelajaran efektif, bahwa dimanapun, dengan siapapun, kapanpun kita bisa senantiasa belajar dari setiap episode kehidupan ini. Wallahu a’lam



[Elfatunnisa Faridah for #30DWC day’s 12]

0 komentar:

Posting Komentar