Bismillah, mari kita lanjutkan pembahasan mengenai salat kemarin
karena ada beberapa hal yang belum tersampaikan.
Aku pun mencoba untuk merefleksikan tausiyah tersebut pada diriku
sendiri. Dan betapa salat-salat yang dilakukan masih terasa kosong. Mencoba
bertanya pada diri, sepertinya aku belum benar-benar butuh pada Allah, belum
sepenuhnya bergantung pada-Nya, atau belum benar-benar yakin pada-Nya, belum
pula demikian takut akan azab-Nya. Astagfirullah...
Mari kita ulas kembali Al-Baqarah ayat 45-46 :
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.
Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu)
mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya. ”
Dari
ayat di atas dapat disimpulkan bahwa khusyu adalah hadiah dari Allah untuk
orang-orang yang yakin akan perjumpaan dengan-Nya.
Ada sebuah perumpamaan menarik yang sering disampaikan oleh guru
saya bahwa salat itu seperti membuka brankas. Teman-teman tahu kan apa itu
brankas?... itu lo tempat menyimpan uang, perhiasan atau barang berharga yang
hanya bisa dibuka dengan kode tertentu.
Kembali ke salat, kita ibaratkan saat mengangkat tangan dan berucap
takbir “Allah Akbar“.... “ceklek” saat itu satu kode masuk, lalu kita baca
surah Al-fatihah maka “ceklek” masuk lagi satu kode, terus-menerus tiap gerakan
salat seperti memasukan nomor, sampai akhirnya brankas itu terbuka. Jika pada
berangkas yang di dapat adalah harta. Maka yang kita dapat dari salat adalah
ketenangan hati dan pertolongan Allah.
Sekitar sebulan yang lalu ada satu kisah menarik dari saudara
seiman (suami istri) yang sedang berdakwah di Inggris ketika akan melahirkan
ternyata bayi yang dikandungnya sungsang (posisi terbalik) maka apa yang
dilakukan sang suami saat mengetahui hal itu?... Dia hanya SALAT!!! Lalu
selesainya salat atas jin Allah sang bayi bisa lahir dengan selamat dengan
posisinya yang tidak lagi terbalik. MasyaAllah... inilah salahsatu contoh
bentuk pertolongan Allah dengan salat.
Di dalam salat itu ada sebuah doa super yang sangat kumplit. Yaitu
doa diantara dua sujud : Rabbighfirli (ampuni aku), Warhamni (sayangi aku),
Wajburni (cukupi kekuranganku), Warfa’ni (tinngikan derajatku), Warzuqni (beri
aku rezeki), Wahdini (tunjuki aku), Wa’afini (sehatkan aku), Wa’fuanni (maafkan
aku). Mari kita hayati doa tersebut, sambil benar-benar berharap dan merasa tak
ada daya di hadapan-Nya.
Sebagai penutup ada ungkapan dari sahabat Hudzaifah ketika melihat
seseorang yang salat dengan cepat, “Apalagi
yang akan kamu banggakan dari agamamu jika salatmu telah kamu sepelekan, salat
yang cepat itu seperti orang yang mengurangi timbangan amal”
Mari
kita tekadkan pula untuk dapat memahami arti bacaan dan setiap gerakannya, agar
lebih tenang (tumaninah). Jika dalam salat kita bisa
benar-benar fokus dan ingat Allah maka di luar salat pun insyaAllah akan
senantiasa merasa diawasi-Nya, sehingga kita bisa terhindar maksiat.
Maha Baik dan Maha Lembut nya Allah sekalipun salat kita belum
khusyuk, sering acuh padaNya tetap saja Allah menghidupkan, menyehatkan memberi
kita rezeki dan masih mengurus kita, kalau saja Allah marah mungkin kita sudah
hancur. Wallahu a’lam.
[Elfatunnisa Faridah for #30DWC11]
1 komentar:
assalamualaikum epa.... semangat menulis untuk kita semua... pengen jugalah mencoba istiqomah menulis...
Posting Komentar