Jumat, 26 Februari 2016 |

Mari Perbaiki Salat (part 2)

Bismillah, mari kita lanjutkan pembahasan mengenai salat kemarin karena ada beberapa hal yang belum tersampaikan.

Aku pun mencoba untuk merefleksikan tausiyah tersebut pada diriku sendiri. Dan betapa salat-salat yang dilakukan masih terasa kosong. Mencoba bertanya pada diri, sepertinya aku belum benar-benar butuh pada Allah, belum sepenuhnya bergantung pada-Nya, atau belum benar-benar yakin pada-Nya, belum pula demikian takut akan azab-Nya. Astagfirullah...

Mari kita ulas kembali Al-Baqarah ayat 45-46 :
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. ”
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa khusyu adalah hadiah dari Allah untuk orang-orang yang yakin akan perjumpaan dengan-Nya.

Ada sebuah perumpamaan menarik yang sering disampaikan oleh guru saya bahwa salat itu seperti membuka brankas. Teman-teman tahu kan apa itu brankas?... itu lo tempat menyimpan uang, perhiasan atau barang berharga yang hanya bisa dibuka dengan kode tertentu.

Kembali ke salat, kita ibaratkan saat mengangkat tangan dan berucap takbir “Allah Akbar“.... “ceklek” saat itu satu kode masuk, lalu kita baca surah Al-fatihah maka “ceklek” masuk lagi satu kode, terus-menerus tiap gerakan salat seperti memasukan nomor, sampai akhirnya brankas itu terbuka. Jika pada berangkas yang di dapat adalah harta. Maka yang kita dapat dari salat adalah ketenangan hati dan pertolongan Allah.

Sekitar sebulan yang lalu ada satu kisah menarik dari saudara seiman (suami istri) yang sedang berdakwah di Inggris ketika akan melahirkan ternyata bayi yang dikandungnya sungsang (posisi terbalik) maka apa yang dilakukan sang suami saat mengetahui hal itu?... Dia hanya SALAT!!! Lalu selesainya salat atas jin Allah sang bayi bisa lahir dengan selamat dengan posisinya yang tidak lagi terbalik. MasyaAllah... inilah salahsatu contoh bentuk pertolongan Allah dengan salat.  

Di dalam salat itu ada sebuah doa super yang sangat kumplit. Yaitu doa diantara dua sujud : Rabbighfirli (ampuni aku), Warhamni (sayangi aku), Wajburni (cukupi kekuranganku), Warfa’ni (tinngikan derajatku), Warzuqni (beri aku rezeki), Wahdini (tunjuki aku), Wa’afini (sehatkan aku), Wa’fuanni (maafkan aku). Mari kita hayati doa tersebut, sambil benar-benar berharap dan merasa tak ada daya di hadapan-Nya.

Sebagai penutup ada ungkapan dari sahabat Hudzaifah ketika melihat seseorang yang salat dengan cepat, “Apalagi yang akan kamu banggakan dari agamamu jika salatmu telah kamu sepelekan, salat yang cepat itu seperti orang yang mengurangi timbangan amal”
Mari kita tekadkan pula untuk dapat memahami arti bacaan dan setiap gerakannya, agar lebih tenang (tumaninah). Jika dalam salat kita bisa benar-benar fokus dan ingat Allah maka di luar salat pun insyaAllah akan senantiasa merasa diawasi-Nya, sehingga kita bisa terhindar maksiat.

Maha Baik dan Maha Lembut nya Allah sekalipun salat kita belum khusyuk, sering acuh padaNya tetap saja Allah menghidupkan, menyehatkan memberi kita rezeki dan masih mengurus kita, kalau saja Allah marah mungkin kita sudah hancur. Wallahu a’lam.



[Elfatunnisa Faridah for #30DWC11]

1 komentar:

Unknown mengatakan...

assalamualaikum epa.... semangat menulis untuk kita semua... pengen jugalah mencoba istiqomah menulis...

Posting Komentar