Kamis, 03 Maret 2016 |

Do'a Sang Menteri


Malam itu ketika sebagian santri telah terlelap aku mencoba mendekati Asri yang baru saja selesai dengan muroja'ahnya. Asri yang usia nya setahun dibawahku adalah seorang mahasiswa di jurusan Biologi di kampusku. Dan dia adalah Menteri Keamanan baru di Republik Daarul Iman (asramaku), dan aku rasa jabatan ini sangat cocok untuknya, karena dia sangat tegas dan memiliki kedisiplinan yang tinggi sehingga bisa menggerakan teman-teman yang lain.

Setiap hari, setiap malam, setiap pagi dialah salah satu santri yang selalu semangat dalam menghafal Alqur’an, suaranya yang meski parau (serak) senantiasa terdengar kencang hingga penjuru asrama seolah tidak peduli jika pun suaranya habis, yang penting tetap menghafal. Dan tangannya tak pernah lepas dari mushaf cokelat nya yang sudah mulai lusuh itu.

Pada saat itu aku memberanikan diri bertanya padanya, “Asri maaf kalau boleh tahu apa sih rahasianya biar bisa semangat terus menghafal alquran dan gak mudah ngantukan kayak kamu?”...

Kemudian dia tersenyum dan menjawab : “saya adalah orang yang termasuk lambat teh dalam menghafal , makanya saya harus semangat dan berusaha keras di atas orang lain, mungkin saya kelihatan begitu rajin karena sekarang lagi libur aja teh, gimana ya teh yang lain mah lagi libur tuh mungkin berfikir untuk istirahat atau misal ketika haid yang lain mah malah santai, tapi kalau saya mah justru memanfaatkan moment libur itu buat nabung hafalan, kapan lagi nanti mah bisa jadi padat banget jadwal kuliahnya” ujarnya padaku.

“dan kenapa saya gak mudah ngantuk mungkin karena memang itu salah satu doa saya setiap hari, saya selalu memohon agar saya tidak ngantuk ketika bersama Al-Quran, bukankah kantuk musuh terbesar para penghafal Quran?”ungkapnya lebih lanjut.

“o ya kalau ada yang umroh juga saya mah suka nitip do’anya biar gak mudah ngantuk teh” tambahnya lagi.


Maka saat itu aku hanya tersenyum dan berucap MasyaAllah...
terkagum dalam hati aku malu akan diriku, dan bertanya pada hati “Ya Allah kapan aku berdo’a seperti itu?.... pantas saja tasmi 5 juz pun bisa kuat dia simak, sementara aku?....”

0 komentar:

Posting Komentar