Selasa, 15 Maret 2016 |

Pesantren Nurul Huda

Bismillah, sesuai dengan janji di tulisan sebelumnya yang berjudul “Aku Kembali” saya akan menceritakan tentang pesantren Nurul Huda, tempat berlangsungnya acara HLT kemarin.

Ketika pertama kali memasuki area pesantren saya benar-benar terkagum dengan keasriannya yang mana penuh dengan nuansa hijau dilengkapi tanaman-tanaman yang indah. Di samping itu lingkungannya sangat bersih hampir-hampir saya tidak menemukan sampah sedikitpun.

Ketika datang kemudian kami di persilahkan menyimpan barang di kamar yang telah disediakan khusus untuk tamu dan MasyaAllah saat itu aku kembali terkagum bahwa kamar yang akan kami tempati bak sebuah kamar hotel dengan fasilitasnya yang lengkap, kalau tidak percaya nanti saya lampirkan foto-fotonya. Dan di dalamnyapun bersih juga raih.

Setelah acara berlangsung maka sedikitnya kami mendapat cerita mengenai pesantren ini bahwa dulunya adalah kompleks pesawahan namun atas inisiatif Pak Kiyai dan istri yang bercita-cita untuk membangun pesantren khusus anak yatim maka terbangunlah pesantren indah ini. Maka yang luar biasa pula adalah pesantren dengan desing yang unik ini tidaklah menggunakan arsitek dan kata Pak Kiyai pembangunannya pun bertahap, kalau ada material (semen, batu, pasir dsb) barulah dikerjakan, jadi bisa dikatakan nyicil.

Mungkin pesantren ini adalah pesantren TERKEREN yang pernah saya temui, kenapa dikatakan keren? Karena saking cinta kebersihannya di pesantren ini tak ada yang namanya jadwal piket jadi setiap santri benar-benar ditanamkan kesadaran sendiri untuk mau bergerak ketika melihat ada sampah, ketika melihat yang Berantakan atau jika ada kotoran sedikitpun, maka mereka langsung bergerak untuk membereskan semuanya, dan benarlah saya menyaksikan sendiri bagaimana kegesitan para santri di sini ketika melihat sampah dll.

Benar-benar luar biasa bukan? Andai dilingkungan kita tertanam pula hal seperti ini mungkin semuanya akan terasa nyaman apalagi jika hal ini diterapkan di seluruh Indonesia maka jadi Indonesia negeri yang bersih. Semoga ya, suatu hari nanti bisa demikian. O ya saking ku menjaga kebersihannya disana kita hanya akan mendapati tempat sampah beberapa buah saja, jadi sangat susah untuk menemukan tong sampah karena mereka telah sadar sendiri.

Kemudian hal istimewa lainnya di pesantren ini tidak akan kita dapati satu kotak infak pun, padahal ini adalah pesantren gratis Ko. Kenapa bisa demikian, karena Pak Kiyai sangat mengandalkan pertolongan Allah dalam hal pembiayaan bahkan beliau menceritkan bahwa rizki suka ada saja mengalir ke pesantren padahal tidak ada yang namanya promosi ataupun proposal yang dibuat sengaja untuk meminta sumbangan, juga mungkin yang lebih modernnya tak ada sedikitpun pamflet mengenai pesantren ini di dunia maya. Beliau benar-benar mengandalkan adanya pertolongan Allah, misalnya suka tiba-tiba ada yang mengundak mengaji atau minta di do’akan maka katanya dari sana dana biasanya bisa terkumpul.

Kemudian sedikit mengulas tentang santri bahwa santri di pesantren ini semuanya sekitar 200 orang dan kalau dilihat sih rata-rata usianya sekitar 10-18 tahun’an jadi masih pada muda. O ya perlu diketahui juga kalau santrinya semuanya adalah laki-laki jadi jangan harap bisa melihat yang cantik disana. Kebayang kan gimana rajin bersih-bersihnya mereka sementara mereka adalah laki-laki yang kalau umumnya sih bisa dikatakan kurang raih dibandingkan perempuan tapi disana benar-benar terbukti bahwa laki-laki pun bisa raih dan bersih, juga tidak ketinggalan kalau ternyata para santrinya jago masak juga. Buktinya makanan yang kami makan selama dua hari disana adalah masakan para santri. MasyaAllah...


Selama ini saya benar-benar terbutakan dengan merasa bahwa satu-satunya pesantren keren yang ada di Bandung itu adalah Daarut Tauhiid dengan berbagai macam budaya kebersihannya. Namun ternyata saya salah karena ada yang jauh lebih keren dari DT. 







0 komentar:

Posting Komentar