Bismillah,
Judul lengkap tulisann ini sebenarnya adalah “Sang Penasihat
itu Bernama Kematian” namun saya khawatir kalau pembaca jadi parno dan males
baca tulisan ini tersebab judul tersebut maka tidak saya tuliskan kalimat terakhirnya.he
Di dalam al quran tiga kali Allah menyebutkan kalimat “kullu
nafsin dzaaiqotul maut” yang artinya setiap yang bernyawa pasti mengalami mati.
Tepatnya terdapat pada surah Al-Imron ayat 185, Al-Anbiya ayat 35, Al-Ankabut
ayat 57 (silahkan barangkali mau pada dicek)
"Kematian" seperti sebuah kata yang dianggap tabu oleh
masyarakat kita, bahkan kata ini menjadi suatu kata yang paling sering
dihindari. Lain halnya dengan kata nikah, betapa sering kita dapati pertanyaan
“kapan nikah?” atau “kapan nyusul?” namun jika ada yang meninggal tak pernah ada
tuh pertanyaan “kapan nyusul?”. Tapi keterlaluan juga ya kalau ada yang tanya
seperti itu.
Namun setidaknya pertanyaan itu yang layak diajukan oleh
setiap orang pada dirinya sendiri.
Suatu hari saya pernah bertanya kepada sahabat saya yang
hampir selesai menyelesaikan studi S1 nya.”jadi setelah selesai kuliah mau
ngapain?” dia menjawab “saya mau menunggu yang pasti-pasti aja” maka saya
langsung menimpalinya “waduh yang pasti mah kematian dong”. Lalu dia setuju
akan jawaban saya itu “haha... benar juga” ungkapnya.
Begitulah bahwa KEMATIAN adalah sesuatu yang pasti,
bagaimana tidak toh kita sendiri telah dapati orang-orang disekitar kita banyak
yang telah pergi lebih dulu. Orang yang dulunya saling berinteraksi, makan
bersama, bercanda, tertawa, bahkan berfoto bersama namun saat ini dia telah
tiada.
Maka betapa pentingnya kita untuk sering mengingat pada SANG
PENASIHAT, bahwa hidup ini hanya sementara, bahwa hidup ini akan ada akhirnya.
Dan tentunya kematian bukan untuk ditakuti namun selayaknya dijadikan motivasti
untuk senantiasa berbekal dan bersiap jika ajal itu tiba. Karena tak ada satu
manusiapun yang tahu kapan dia akan mati.
Kematian tidak pernah memandang tua muda, sehat atau sakit.
Karena jika waktunya tiba, maka berakhirlah semuanya. Seperti kejadian dua hari
yang lalu, dengan meninggalnya tukang baso langganan saya yang terjadi
tiba-tiba tanpa ada sakit apapun sebelumnya bahkan di siang hari beliaupun
berjualan seperti biasa namun saat malam tiba ternyata itu adalah detik
terakhirnya. Innalillahi wainna ilahi rojiuun.
Dengan mengingat mati dapat menghidupkan hati, maka harus
diingat pula apa yang akan terjadi setelah kematian itu ; alam kubur, hari
kebangkitan, yaumul mahsyar, yaumul hisab, yaumul mizan, betapa penting
membayangkan masa-masa yang akan terasa begitu sulit itu ketika semua manusia
telanjang berdiri dihadapan Rabb-Nya dan tak mengingat apapun kecuali hanya
memikirkan dirinya sendiri.
Rasulullah saw bersabda : “Perbanyaklah mengingat penghancur
kelezatan, yakni ; kematian”. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan yang lainnya).
Maka sudah selayaknya kita menjadikan sang penasihat sebagai sahabat
sehari-hari agar ketika ada gudah, kesulitan, penderitaan bahkan kesenangan
kita ingat bahwa itu hanya sementara sehingga menjadikan hanya akhirat sebagai
cita-cita terbaik. wallahu a'lam bishowwab
Semoga Allah memberikan kematian terbaik (husnul khotimah) untuk kita.aamiin...
0 komentar:
Posting Komentar