Jumat, 15 Juli 2016 |

Sang Penasihat



Bismillah,
Judul lengkap tulisann ini sebenarnya adalah “Sang Penasihat itu Bernama Kematian” namun saya khawatir kalau pembaca jadi parno dan males baca tulisan ini tersebab judul tersebut maka tidak saya tuliskan kalimat terakhirnya.he

Di dalam al quran tiga kali Allah menyebutkan kalimat “kullu nafsin dzaaiqotul maut” yang artinya setiap yang bernyawa pasti mengalami mati. Tepatnya terdapat pada surah Al-Imron ayat 185, Al-Anbiya ayat 35, Al-Ankabut ayat 57 (silahkan barangkali mau pada dicek)

"Kematian" seperti sebuah kata yang dianggap tabu oleh masyarakat kita, bahkan kata ini menjadi suatu kata yang paling sering dihindari. Lain halnya dengan kata nikah, betapa sering kita dapati pertanyaan “kapan nikah?” atau “kapan nyusul?” namun jika ada yang meninggal tak pernah ada tuh pertanyaan “kapan nyusul?”. Tapi keterlaluan juga ya kalau ada yang tanya seperti itu.

Namun setidaknya pertanyaan itu yang layak diajukan oleh setiap orang pada dirinya sendiri.
Suatu hari saya pernah bertanya kepada sahabat saya yang hampir selesai menyelesaikan studi S1 nya.”jadi setelah selesai kuliah mau ngapain?” dia menjawab “saya mau menunggu yang pasti-pasti aja” maka saya langsung menimpalinya “waduh yang pasti mah kematian dong”. Lalu dia setuju akan jawaban saya itu “haha... benar juga” ungkapnya.

Begitulah bahwa KEMATIAN adalah sesuatu yang pasti, bagaimana tidak toh kita sendiri telah dapati orang-orang disekitar kita banyak yang telah pergi lebih dulu. Orang yang dulunya saling berinteraksi, makan bersama, bercanda, tertawa, bahkan berfoto bersama namun saat ini dia telah tiada.

Maka betapa pentingnya kita untuk sering mengingat pada SANG PENASIHAT, bahwa hidup ini hanya sementara, bahwa hidup ini akan ada akhirnya. Dan tentunya kematian bukan untuk ditakuti namun selayaknya dijadikan motivasti untuk senantiasa berbekal dan bersiap jika ajal itu tiba. Karena tak ada satu manusiapun yang tahu kapan dia akan mati.

Kematian tidak pernah memandang tua muda, sehat atau sakit. Karena jika waktunya tiba, maka berakhirlah semuanya. Seperti kejadian dua hari yang lalu, dengan meninggalnya tukang baso langganan saya yang terjadi tiba-tiba tanpa ada sakit apapun sebelumnya bahkan di siang hari beliaupun berjualan seperti biasa namun saat malam tiba ternyata itu adalah detik terakhirnya. Innalillahi wainna ilahi rojiuun.

Dengan mengingat mati dapat menghidupkan hati, maka harus diingat pula apa yang akan terjadi setelah kematian itu ; alam kubur, hari kebangkitan, yaumul mahsyar, yaumul hisab, yaumul mizan, betapa penting membayangkan masa-masa yang akan terasa begitu sulit itu ketika semua manusia telanjang berdiri dihadapan Rabb-Nya dan tak mengingat apapun kecuali hanya memikirkan dirinya sendiri.

Rasulullah saw bersabda : “Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yakni ; kematian”. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan yang lainnya). 
Maka sudah selayaknya kita menjadikan sang penasihat sebagai sahabat sehari-hari agar ketika ada gudah, kesulitan, penderitaan bahkan kesenangan kita ingat bahwa itu hanya sementara sehingga menjadikan hanya akhirat sebagai cita-cita terbaik. wallahu a'lam bishowwab

Semoga Allah memberikan kematian terbaik (husnul khotimah) untuk kita.aamiin...

0 komentar:

Posting Komentar