Kamis, 15 September 2016 |

.........

Dear cinta, kiranya aku telah salah menilai diriku sendiri. Ku kira aku kuat untuk tidak ‘baper’ jika membaca akun blogmu. Seperti yang disarankan guruku bahwa tak mengapa membuka blogmu jika aku yakin bisa mendapat hikmah dari sana. Namun sayang sekali bukannya hikmah, malah gundah yang menyeruak. Setelah sekian hari aku kuat-kuatkan untuk berhenti kepo tentang kamu, nyatanya aku masih lemah.

“Duhai jiwa dimanakah gerangan iman dan alquran kau letakkan?.... Barangkali telah banyak ilmu yang ku kaji telah banyak nasihat menghinggapi pikiran dan hati. Apa daya jika hanya memenuhi ruang jasadi namun tak berarti dalam amal."

Dear cinta, aku tak bisa terus begini. Sungguh kali ini tak boleh ada ampun lagi, sebisa mungkin harus kulawan hasratku padamu. Segala hal yang membuatku mengingatmu harus dapat ku enyahkan. Mungkin perlu dicatat hari ini (150916) detik ini (21.39) sebagai awal aku untuk benar-benar memasrahkanmu pada Allah, dengan ikhtiar nyata STOP KEPO, cukup doakan
Barangkali lebih bijak jika aku berdoa agar dapat mencintai seseorang yang kelak menikahi bukan memaksakan diri agar Allah menikahkan dengan orang yang kucintai. Karena hakikat pernikahan bukanlah tentang siapa yang mendampingi namun bagaimana agar aku (sebagai istri) dapat mengabdi sepenuh hati.

Dear cinta, mohon maaf atas segala rasa yang pernah begitu berlebihan, atas bertumpuk rindu yang pernah dikirim angin, atas segala huruf yang pernah terangkai begitu saja, atas jatuh dan bangkit yang berseling membersamai, atas angan dan harap yang tak seharusnya. Semoga Yang Maha Maghfiru memberikan ampunan-Nya padaku. Maka ucap terimakasih yang terspecialpun kuhantarkan padamu, jika bukan karena mengenalmu mungkin tak kan sampai diriku dengan refleksi hati dan pengenalan akan Allah dan Alquran seperti saat ini.

Dear cinta, mungkin akan ku patri erat nasihat terakhir yang kubaca dalam page blogmu itu bahwa partner terbaik akan datang seiring dengan niat terbaik, tujuan terbaik, keikhlasan terbaik, kesabaran terbaik, penjagaan terbaik, penerimaan terbaik, pemahaman terbaik, ilmu dan amal terbaik, konsep visi misi dan eksekusi terbaik, serta usaha dan do’a terbaik.

Dear cinta, bersemangatlah dalam melaksanakan amanah-amanahmu karena akupun akan berusaha demikian. Semoga Allah mudahkan aku dan kamu dalam menjaga ayat-ayatNya, senatiasa menjaga kita dalam keikhlasan, iman dan amal terbaik, istiqomah dalam kebaikan hingga tiba masanya kamu dan aku mendapatkan pasangan terbaik, pada waktu dan keadaan terbaik. Aamiin...



#Elfatunnisa Faridah, dalam perjuangan mengendalikan hati. :-)

0 komentar:

Posting Komentar