Dear cinta, kiranya aku telah salah menilai diriku sendiri.
Ku kira aku kuat untuk tidak ‘baper’ jika membaca akun blogmu. Seperti yang
disarankan guruku bahwa tak mengapa membuka blogmu jika aku yakin bisa mendapat
hikmah dari sana. Namun sayang sekali bukannya hikmah, malah gundah yang
menyeruak. Setelah sekian hari aku kuat-kuatkan untuk berhenti kepo tentang
kamu, nyatanya aku masih lemah.
“Duhai jiwa dimanakah gerangan iman dan alquran kau
letakkan?.... Barangkali telah banyak ilmu yang ku kaji telah banyak
nasihat menghinggapi pikiran dan hati. Apa daya jika hanya memenuhi ruang jasadi namun
tak berarti dalam amal."
Dear cinta, aku tak bisa terus begini. Sungguh kali ini tak
boleh ada ampun lagi, sebisa mungkin harus kulawan hasratku padamu. Segala hal
yang membuatku mengingatmu harus dapat ku enyahkan. Mungkin perlu dicatat hari
ini (150916) detik ini (21.39) sebagai awal aku untuk benar-benar memasrahkanmu
pada Allah, dengan ikhtiar nyata STOP KEPO, cukup doakan.
Barangkali lebih bijak jika
aku berdoa agar dapat mencintai seseorang yang kelak menikahi bukan memaksakan
diri agar Allah menikahkan dengan orang yang kucintai. Karena hakikat pernikahan
bukanlah tentang siapa yang mendampingi namun bagaimana agar aku (sebagai istri)
dapat mengabdi sepenuh hati.
Dear cinta, mohon maaf atas segala rasa yang pernah begitu
berlebihan, atas bertumpuk rindu yang pernah dikirim angin, atas segala huruf
yang pernah terangkai begitu saja, atas jatuh dan bangkit yang berseling
membersamai, atas angan dan harap yang tak seharusnya. Semoga Yang Maha Maghfiru
memberikan ampunan-Nya padaku. Maka ucap terimakasih yang terspecialpun kuhantarkan
padamu, jika bukan karena mengenalmu mungkin tak kan sampai diriku dengan
refleksi hati dan pengenalan akan Allah dan Alquran seperti saat ini.
Dear cinta, mungkin akan ku patri erat nasihat terakhir yang kubaca dalam page blogmu itu bahwa partner terbaik akan datang seiring
dengan niat terbaik, tujuan terbaik, keikhlasan terbaik, kesabaran terbaik,
penjagaan terbaik, penerimaan terbaik, pemahaman terbaik, ilmu dan amal
terbaik, konsep visi misi dan eksekusi terbaik, serta usaha dan do’a terbaik.
Dear cinta, bersemangatlah dalam melaksanakan amanah-amanahmu
karena akupun akan berusaha demikian. Semoga Allah mudahkan aku dan kamu
dalam menjaga ayat-ayatNya, senatiasa menjaga kita dalam keikhlasan, iman dan amal terbaik,
istiqomah dalam kebaikan hingga tiba masanya kamu dan aku mendapatkan pasangan
terbaik, pada waktu dan keadaan terbaik. Aamiin...
#Elfatunnisa Faridah, dalam perjuangan mengendalikan hati. :-)
0 komentar:
Posting Komentar