Minggu, 31 Juli 2016 |

Zainab #cerpen1

“kenapa aku bisa hafal betul suaranya? padahal kami belajar sekelas hanya 2 bulan saja” ucap Zainab dalam hati.

Hari ini Zainab mengikuti sebuah seminar Menghafal Al-Qur’an bersama seorang Syekh yang berasal dari Mesir, yaitu syekh Hamad Al-Khaidi pemegang sanad ke 18 antara beliau dengan Rasulullah saw.

Namun salahsatu yang menjadi perhatian Zainab pada acara itu bukanlah pada syekh nya saja, namun juga kepada MC acara tersebut yang tak lain adalah Sofyan, ikhwan yang pernah sekelas denganya pada sebuah dauroh Bahasa Arab. Dan hari itu adalah kali pertama Zainab bisa melihat Sofyan secara langsung karena kalau di kelas dauroh dia hanya tahu suara nya saja, berhubung mereka belajar dengan memakai hijab.

Sudah sekitar dua tahun lamanya Zainab tak tahu kabar Sofyan dan memang tak perlu baginya mencari tahu tentang dia. Hanya saja semenjak enam bulan yang lalu dia jadi lebih tahu banyak hal tentang Sofyan dari teman kos yang kamarnya berdampingan dalam satu semester terakhir itu.

Yanti adalah gadis yang jatuh cinta pada Sofyan. Mungkin adalah wajar jika Sofyan di idamkan oleh banyak wanita termasuk Yanti, karena sosoknya yang karismatik, sholeh dan pintar meskipun kalau dari penampilan biasa saja. Maka Yanti benar-benar jatuh cinta padanya semenjak Sofyan menjabat sebagai ketua organisasi Family of Qur’an yaitu organisasi mahasiswa yang berjuang untuk menghidupkan Alquran di kampus juga dengan salahsatu motto nya untuk menghilangkan buta huruf alquran pada mahasiswa. Dengan segala kelebihan dalam hal Alqur'an yang dia miliki, mulai dari kemampuan qiroaat sampai hafalan alqur’annya membuat sosok Sofyan pantas mendapatkan amanah tersebut hingga diapun mulai terkenal di lingkungan kampus.

Maka hari ini saat Zainab menyaksikan Sofyan membawakan acara seminar seketika mengingatkan Zainab kepada Yanti.
“aku tidak boleh mengatakan pada Yanti kalau tadi melihat Sofyan” tekad Zainab dalam hati, karena baginya tak penting membicarakan perihal ikhwan.

Namun apa mau dikata setan memang tak pernah berhenti menggoda manusia untuk berbuat hal-hal yang sia-sia, hingga diluar kendali dirinya Zainab malah bercerita pada Yanti tentang acara itu.
Seketika meronalah wajah Yanti, dan dia pun langsung salah tingkah, hingga senyum pun tak lepas dari bibirnya, meskipun ada penyesalan karena tak menghadiri acara itu. Tapi Yanti coba meyakinkan hati bahwa ketidakhadirannya adalah yang terbaik.

Melihat reaksi Yanti tersebut membuat Zainab yakin betul bahwa Yanti sungguh mencintai Sofyan. hingga akhirnya terpikir olehnya untuk menjadi perantara antara Sofyan dan Yanti agar mereka bisa menikah. Apalagi Yanti adalah gadis yang cantik, pintar, baik dan hafidzah tentu akan sulit untuk Sofyan menolaknya.




Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Berhasilkah rencana Zainab itu atau malah sebaliknya?... to be continue , insyaAllah. ;)
Kamis, 28 Juli 2016 |

DT SINERGI dan Perjuangan Bunda

“DT SINERGI” inilah moto Daarut Tauhiid pada tahun 2016 dan subhanalloh hari ini ketika bunda-bunda alumni PMK kembali ke kosan nya yang berada dikomplek asrama kami, bunda Eka bercerita tentang pembentukan komunitas DT SINERGI ini di seluruh Indonesia, dan saat ini telah diawali dengan pembutukan di Padang, Jambi dan Palembang. 

Betapa senangnya aku mendengar kisah perjuangan yang di lakukan Bunda bersama alumni PMK lainnya untuk bisa membentuk komunitas DT Sinergi tersebut juga bagaimana Bunda bercerita tentang perjuangannya berdakwah di daerah asalnya, misalnya dengan menghidupkan mesjid dan menggalakan kebersihan di daerah sekitarnya. MasyaAllah selalu ku dapatkan benang merah dari semua kisah yang bunda sampaikan, tiada lain adalah niat yang lurus, niat yang hanya karena Allah. “silaturahmi harus karena Allah, tak boleh mengharap apapun”begitulah ungkap Bunda.

Kemudian Bundapun bercerita mengenai perubahan-perubahan  yang terjadi di DT. “kalian harus selalu siap dengan perubahan, perubahan yang mengarah pada kebaikan”pesan bunda. MasyaAllah... barokallah wal hamdulillah Darut Tauhiid semakin meluas saat ini, dengan sistem yang juga semakin baik, semoga Allah selalu meluruskan hati-hati kami dan membimbing kami untuk dapat memakmurkan pesantren ini. Aamiin....

***

PMK ( Program Masa Keemasan) adalah program belajar untuk ayah bunda yang berusia di atas 50 tahun. Dan Subhanallah aku selalu salut dengan bunda-bunda PMK yang kebanyakan setelah selesainya program mereka tidak pulang lagi ke kampung halaman namun tetap bertahan di DT dan terus belajar bahkan membentuk kelas alumni PMK yang setiap hari belajar ilmu-ilmu syar’i terutama ilmu Alquran. Aku benar-benar kagum pada beliau-beliau yang terus belajar di usia senja, dan selayaknya kita malu melihat luar biasanya semangat bunda-bunda itu dalam belajar, misalnya saja belajar tahsin dan tahfidz masyaAllah setiap hari beliau-beliau meluangkan waktu untuk belajar Alqur’an. Lalu kita?... allahummagfirlii yaa rabbala’lamiin..


Jumat, 22 Juli 2016 |

Dear Dandi

Dear Dandi, kamu sekarang sudah besar ya?
Bahkan kakak baru tahu kalau kamu sekarang kelas 2 SMP
Rasanya baru kemarin kamu main ke asrama untuk belajar matematika dengan kak Riska
Atau untuk belajar mengaji bersama kakak-kakak santri
Masih teringat jelas dibenak kakak saat kamu berjualan di depan mesjid
Juga saat kamu menjinjing karung berisi sampah kardus dan botol itu setiap hari
Dan malam ini kamu membuka kembali memori itu
Memori saat teman-teman santri ikut mengumpulkan botol-botol bekas untuk kamu
juga saat kami membeli dagangan-daganganmu

Dandi kenapa kamu kembali?....
Kenapa kamu kembali dengan karungmu yang lusuh itu
Padahal kakak sangat ingin bertemu denganmu saat kamu memakai seragam sekolahmu
Dandi maafkan kakak yang hampir melupakanmu
Dandi, kakak mohon jangan kau tinggalkan bangku sekolahmu karena kakak tahu kamu anak yang pandai
Duhai Dandi-ku yang malang, Dandi-ku yang tegar. Beratnya ujian hidupmu tak pernah membuat senyum manis itu luntur dari wajahmu, kamu masih tetap sama Dan, bahkan sekarang terlihat lebih tampan
Semoga Allah kuasa menetapkan takdir terbaik-Nya untukmu wahai adik sholeh
Semoga kamu bisa kembali sekolah ya Dan...

Kakak sayang padamu
Jumat, 15 Juli 2016 |

Sang Penasihat



Bismillah,
Judul lengkap tulisann ini sebenarnya adalah “Sang Penasihat itu Bernama Kematian” namun saya khawatir kalau pembaca jadi parno dan males baca tulisan ini tersebab judul tersebut maka tidak saya tuliskan kalimat terakhirnya.he

Di dalam al quran tiga kali Allah menyebutkan kalimat “kullu nafsin dzaaiqotul maut” yang artinya setiap yang bernyawa pasti mengalami mati. Tepatnya terdapat pada surah Al-Imron ayat 185, Al-Anbiya ayat 35, Al-Ankabut ayat 57 (silahkan barangkali mau pada dicek)

"Kematian" seperti sebuah kata yang dianggap tabu oleh masyarakat kita, bahkan kata ini menjadi suatu kata yang paling sering dihindari. Lain halnya dengan kata nikah, betapa sering kita dapati pertanyaan “kapan nikah?” atau “kapan nyusul?” namun jika ada yang meninggal tak pernah ada tuh pertanyaan “kapan nyusul?”. Tapi keterlaluan juga ya kalau ada yang tanya seperti itu.

Namun setidaknya pertanyaan itu yang layak diajukan oleh setiap orang pada dirinya sendiri.
Suatu hari saya pernah bertanya kepada sahabat saya yang hampir selesai menyelesaikan studi S1 nya.”jadi setelah selesai kuliah mau ngapain?” dia menjawab “saya mau menunggu yang pasti-pasti aja” maka saya langsung menimpalinya “waduh yang pasti mah kematian dong”. Lalu dia setuju akan jawaban saya itu “haha... benar juga” ungkapnya.

Begitulah bahwa KEMATIAN adalah sesuatu yang pasti, bagaimana tidak toh kita sendiri telah dapati orang-orang disekitar kita banyak yang telah pergi lebih dulu. Orang yang dulunya saling berinteraksi, makan bersama, bercanda, tertawa, bahkan berfoto bersama namun saat ini dia telah tiada.

Maka betapa pentingnya kita untuk sering mengingat pada SANG PENASIHAT, bahwa hidup ini hanya sementara, bahwa hidup ini akan ada akhirnya. Dan tentunya kematian bukan untuk ditakuti namun selayaknya dijadikan motivasti untuk senantiasa berbekal dan bersiap jika ajal itu tiba. Karena tak ada satu manusiapun yang tahu kapan dia akan mati.

Kematian tidak pernah memandang tua muda, sehat atau sakit. Karena jika waktunya tiba, maka berakhirlah semuanya. Seperti kejadian dua hari yang lalu, dengan meninggalnya tukang baso langganan saya yang terjadi tiba-tiba tanpa ada sakit apapun sebelumnya bahkan di siang hari beliaupun berjualan seperti biasa namun saat malam tiba ternyata itu adalah detik terakhirnya. Innalillahi wainna ilahi rojiuun.

Dengan mengingat mati dapat menghidupkan hati, maka harus diingat pula apa yang akan terjadi setelah kematian itu ; alam kubur, hari kebangkitan, yaumul mahsyar, yaumul hisab, yaumul mizan, betapa penting membayangkan masa-masa yang akan terasa begitu sulit itu ketika semua manusia telanjang berdiri dihadapan Rabb-Nya dan tak mengingat apapun kecuali hanya memikirkan dirinya sendiri.

Rasulullah saw bersabda : “Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan, yakni ; kematian”. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan yang lainnya). 
Maka sudah selayaknya kita menjadikan sang penasihat sebagai sahabat sehari-hari agar ketika ada gudah, kesulitan, penderitaan bahkan kesenangan kita ingat bahwa itu hanya sementara sehingga menjadikan hanya akhirat sebagai cita-cita terbaik. wallahu a'lam bishowwab

Semoga Allah memberikan kematian terbaik (husnul khotimah) untuk kita.aamiin...

Sabtu, 09 Juli 2016 |

MOVE ON

Andai mengenangmu
Melenyapkan berkah masa depan,
Aku rela menganastesi membran ingatan
Mematikan segala indera perasa
Membuat amnesia semua memori tentang kita
Memaksa diri agar lupa dengan sengaja
Meski meregang nyawa
Gemeretuk menggigil
Tersengal
Nafas terhirup hanya separuhnya
Karena sisanya
Kuselipkan diam-diam dalam doa
Untukmu
Bila tekadir bersua
Namun, belum saatnya bercengkrama
Dikawani bola mata yang kosong
Tanpa kerut diujungnya
Dan senyum tersungging lama
Aku mungkin akan tetap menyapa,

Dalam salam terbaik para malaikat nan mulia





(by Teh Rasi Yugasfiati)
Jumat, 08 Juli 2016 |

Puisi ke-3 dari teh Rasi "DAWAM"


Mungkin kita perlu mendawamkan
Doa pertaubatan Nabi Adam as
Agar kau dan aku tak saling mencari
Terlampau lama
Selaiknya ibu bapak kita dulu
Moyang dari khalifah di wajah dunia
Ini waktu kita berserah
Mengakui zalim pada diri sendiri
Mengiba bila tak terampuni
Jadi hamba merugi
Aku paham
Kau tak sabar untuk bersua
Merangkai cerita
Menjalin mimpi
Melangitkan manusia
Membumikan tauhid semesta
Tapi dedosa masih menghijab perhelatan
Taubat kunci utama

Membuka cinta dan rida Pengenggam Segala

ATAS PENANTIAN


Mungkin...
Rindu berbuka lepas puasa dunia adalah candu
Mabuk, membius, membuai, melenakan, membuat sekarat,
Ini kali pertama kau merayakan yang disebut nyaman
Namun kali terakhir juga pesta perpisahan

Ada janji di kordinat yang menjadi pusat
Tak masalah,
kau vertikal, aku horizontal

kaku bertekuk lutut
aku pasrah
tak ada jalan pintas
meski kita tak tahu sanggupkah bertahan?

Tak perlu terlalu terik berpikir dan berbual
Cukup jalani dengan aksi dan akselerasi

Mungkin kita perlu menyepi
Ber-uzlah
Mohon ampun, minta dibimbing, harap dicukupi
Hingga saat itu tiba

Puzzle yang tercecer akan menemukan pasangannya
Serupa jemari yang bercelah
Agar kelak jemari lain menyeinap di antara sela-selanya

Saling menggenggam teguh mimpi dalam orbit dakwah




(by Teh Rasi Yugasfiati)

TULANG RUSUK PADA TULANG PUNGGUNG


Engkaukah Ali yang dirindui Fatimah dalam diam dan doa rahasia itu?
Imam bagiku dan para Al-Fatih kelak
Yang kupanggil dalam sujud-sujud panjang
Di sepertiga malam yang kelam

Engkaukah Umar itu?
Seorang yang berani menghadang arus paradigma
Yang ku desau dalam zikir pagi petangku
Di dua waktu yang satu

Kau...
Tahukah dirimu?
Aku terseret
Terseok
Merintih
Tertatih
Pada labirin imaji
Dalam lorong logika
Nyaris meregang nyawa
Rindu yang melumat
Mencari keberadaanmu nan fatamorgana
Haruskah aku berpindah dunia?
Menjelma bunga
Bidadari surga
Bertelekan dipan-dipan
Sungai madu mengalir beriak di bawahnya
Lalu, aku meludah pada lekat asin samudra
Hingga tawar meraja
Agar kau tahu
Aku di sini
Mencari

Dan 
Menanti




by Teh Rasi Yugasfiati
Rabu, 06 Juli 2016 |

1 Syawal, saatnya lebih baik

Alhamdulillah hari ini Allah sampaikan aku di hari nan fitri, hari suka cita untuk umat muslim di seluruh dunia. Banyak hal yang harus disyukuri di hari ini terutama nikmatnya memiliki keluarga. Sebagai seseorang yang Allah takdirkan tinggal di pesantren dan terdoktrin betapa istimewanya Ramadhan tentu aku merasa sangat sedih ditinggal bulan yang penuh kemuliaan ini, namun menyesali yang telah terjadi tentu tak ada gunanya jika tak ada perbaikan untuk hari selanjutnya. Benarkah aku telah kembali fitri? Layakkah aku disebut pemenang dihari ini? Menjadi seseorang yang baru dengan keimanan yang lebih mantap dan ibadah yang lebih berkualitas? Biarlah hati yang bicara dan Allah lebih tahu jawabannya.

Barangkali cerminan diterimanya amalan Ramadhan atau sukses tidaknya seseorang setelah melewati Ramadhan bisa dilihat dihari pertama bulan Syawal ini. Apakah shalatnya segiat shalat di bulan Ramadhan? Atau malah asyik dengan acara silaturahmi. Apakah tilawahnya masih sebanyak beberapa hari kebelakang? Atau malah lupa dengan Alqur’an karena asyik bercengkrama dan berfota keluarga. Apa kabar dengan sedekahnya, masihkan sebesar dan sesemangat sedekah dibulan Ramadhan? Atau malah sibuk mengharap pemberian dari sanak keluarga.

Selayaknya 1 syawal adalah awal dari hari yang diimpikan, hari dimana perbaikan itu ada. Menata kembali serpihan kelalaian juga rencana dan target-target yang terbengkalai.
Dan aku? Bismillah. Semoga istiqomah menulis kembali diblog ini minimalnya satu tulisan per hari. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqabalallahu minna wa minkum.

Mari bertekad untuk lebih baik. jahiddu!!!