Sabtu, 21 Desember 2013 |

21 Desember

Bismillah....
Sebenarnya dipikiran ini banyak hal yang ingin aku tuliskan, namun aku bingung sendiri harus mulai dari mana karena memang salahku yang sering menunda-nunda untuk menulis. astagfirullah...
Baiklah kita mulai dari hal yang baru saja terjadi kemarin. :)

Alhamdulillah kemarin (Sabtu, 21 Desember 2013) telah berlangsung  pernikahan tiga orang santri tahfidz akhwat yang sudah khatam dengan ikhwan yang hafidz tahun lalu. Jadi ceritanya ada nikah masal atau disebut juga nikah berkah antara hafidz dan hafizoh. Dan tahukah teman-teman, bahwa katanya pernikahan ini adalah buah dari taat ke guru karena syariatnya santri-santri ini dijodohkan oleh beliau (Ust. Suhud : guru terbaikku). Tapi ya tetap hakikatnya ini semua terjadi atas kuasa Allah swt.

Setelah salahsatu pengantin ikhwan mengucapkan ijab qobul akupun tak kuasa meneteskan air mata, sungguh pada saat yang aku bayangkan adalah kekuasaan Allah yang sangat luar biasa dalam mempersatukan hamba-hambanya, aku tahu bagaimana perjalanan mereka (sahabat-sahabat yang menikah), keseharian merekapun sungguh luar biasa sehingga rasanya pantas saja kalau jodohnya pun Allah mudahkan.
dan pastinya teka-teki berkenaan jodoh ini memang unik, karena kita tuh seringnya gak pernah bisa menyangka bahwa misalnya "dia bisa mendapatkan dia", dan ini pun yang terjadi kemarin.

Lalu bagaimana dengan diriku? Apakah akan mendapatkan takdir yang sama? Wallahu a'lam bishowwab. Meskipun memang aku tercatat sebagai santri, sama dengan teman-teman yang dijodohkan, tapi aku masih ragu untuk mengikuti jejak itu. Yang jelas sekarang sedang berbenah diri, memaksimalkan peran sebagai anak, juga berusaha untuk menggapai prestasi sebelum dia benar-benar datang.hehe...
Karena Allah tak pernah salah maka aku yakin dengan takdir terbaik-Nya, insyaAllah orang yang paling tepat itu akan datang diwaktu yang tepat. :)
Selasa, 03 Desember 2013 |

isi hati

“Aku hanya ingin menjadi sosok yang sederhana. Sederhana dimata oranglain namun istimewa dimatamu.” Ya kata-kata ini aku tujukan untuk seseorang yang kelak menjadi imamku. Jika saat ini disekitarku tak henti-hentinya membicarakan tentang pernikahan maka aku ingin mengalihkan focus agar tidak terpengaruh, aku ingin focus dengan Al-qur’anku, orangtuaku, karya tulisanku dan kemampuan bahasa Arabku. Namun tetap focus yang harus menjadi prioritas tertinggi adalah kepada Rabbku.

Memohon kekuatan supaya bisa lebih mengendalikan perasaan yang sering kalut dan mata yang masih sering jelalatan. Ya terkadang hati masih saja bertanya siapa yang kelak akan menjadi imamku atau mungkin mengharap seseorang yang menjadi idaman padahal sungguh aku nggak mau lagi kecewa dengan khayalan atau pengharapan ini. “Rabb tolong aku, kumohon jagalah hati ini agar tidak sembarang suka”. Lalu apa kabar mata? Yang ketika melihat yang istimewa tak mampu untuk mengalihkan pandangan, lagi lagi “kumohon ya Allah jaga pula mata ini” Aku tak mau uterus-terusan memandangi dia yang haram atau yang memiliki sedikit keindahan.


04 Desember 2013 pukul 11.20