Sabtu, 21 September 2013 |

Episode Kehidupan 1

Hari ini aku tertampar bahagia, bagaimana tidak orang yang dulu pertama kali aku kenal dalam tes seleksi santri DT akan mengkhatamkan hafalannya 30juz. Subhanallah genaplah dalam setahun dia bisa menghafal Al-Qur'an, dan luar biasanya dia menghafal sambil kuliah bahkan bisa mendapat IPK 4 pula. Malu... sungguh malu jika melihat pada diri sendiri, yang belum bisa se-semangat dan se-istiqomah beliau. Ketika seorang bertanya padanya apa sih amalan unggulan yg dilakukan hingga beliau bisa menghafal dengan cepat. Dan jawabannya sungguh membuat hati ini makin remuk dan malu, yaitu dia bilang tiada hari tanpa menelepon orangtua. Astagfirullah.... sementara diriku sungguh jarang menghubungi mereka, malahan seringnya nunggu pengen ditelepon.

Ini adalah kisah malam ini setelah aku tau bahwa sang teman besok akan khatam maka aku pun memberi tahu teman-teman di kamar dan dilanati kudapati kertas biodata santri yang sekamar denganku. dan disana aku terfokus pada anak ke... dari saudara ... maka aku bertanya pada kakak yang di kamar wah dia 7 bersaudara padahal anak pertamanya seumuran denganku dan subhanalloh nya sudah khatam pula, sekarang adik yang kelahiran 95 sekamar denganku. dan wataknya juga sama-sama pendiam. Lalu kakak itu menerangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan orangtua mereka. Semuanya sungguh mengagungkan karena ternyata orangtuanya lebih memilih anak-anaknya menghafal al-qur'an daripada kuliah.


bersambung
Kamis, 12 September 2013 |

40.000

Maksud 40.000 disini bukanlah bilangan uang, tapi ini tentang ilmu yang harus dimiliki untuk menjadi seorang ulama yaitu harus hafal minimal 40.000 hadits.Subhanallah.... Karena walau bagaimanapun ulama adalah penerus para nabi, jadi sudah sewajarnya untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Jadi ingat pengalaman semester lalu saat aku dapat tugas untuk menghafal 40 hadist Arbain, Masya Allah aku cukup kelimpungan sampai harus gagal diangka 17. Ya hanya 17 hadist yang berhasil aku hafal, hingga akhirnya akupun harus merasakan perjuangan berliku untuk bisa mendapatkan nilai C. Alhamdulillah setidaknya dengan mengulang (remidi) aku benar-benar dituntut untuk hafal lancar semua. Subhanalloh, jadi gak kebayang kalau harus hafal 40.000 hadist berarti sekitar 10tahun'an waktu yang aku butuhkan untuk menguasai semuanya, tapi itu hanya perkiraan saja sih.hhe....

Nah berkaitan dengan 40.000 hadist ini akupun teringat akan cita-cita seorang teman yang katanya ingin jadi ulama wanita, penulis, dan hafidzah.Subhanalloh luarbiasa bukan, semoga saja temanku itu bisa mencapai apa yang ia cita-citakan, dan semoga aku, juga anda yang membaca tulisan ini bisa demikian. Aamiin

Semoga di zaman pun ini tak henti-hentinya untuk melahirkan ulama-ulama para penerus risalah Rasulullah. Tak ada yang tak mungkin, jika Abu Hurairah saja yang manusia biasa seperti kita hafal 200.000 kenapa kita tidak? Rabb.... bimbinglah kami!!!


Rabu, 11 September 2013 |

Do'akan saja!

Genap setahun sudah aku tinggal di pesantren Daarut Tauhiid, banyak ilmu dan orang-orang luar biasa yang aku temui disini, dan semua pengalaman yang aku dapat disini tak bisa terungkap dengan kata-kata. Yang pastinya alhamdulillah bisa merasakan kedekatan yang lebih dengan Yang Maha Kuasa.

Dalam pos ini saya tidak akan menceritakan mengenai bagaimana pengalaman saya selama di DT namun saya ingin berbagi mengenai nasihat yang saya dapat dari Abi Suhud (ustadku).
Ustad selalu bilang jika ada hal yang kita suka ataupun tidak kita sukai dari orang-orang disekeliling kita maka DO'AKAN saja!

Ya tips ini sepertinya cukup ampuh juga untuk diriku karena alhamdulillah dengan melakukan hal ini aku pun semakin merasa dekan dengan Allah subhana wata'ala. bagaimana tidak karena setiap apapun berarti kita langsung ingat Allah, misalnya melihat teman yang kita tidak suka maka langsung aja mohon ke Allah agar mau memperbaiki kekurangan teman kita juga mau meikhlaskan hati kita untuk tidak menuntut lebih padanya, dengan maksud tidak mengharap dia sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Murabi ku pun pernah bilang bahwa jika kita tidak sudah pada sikap seseorang maka bukan berarti kita harus membenci dirinya, cukup benci kelakuannya saja.

Mungkin pembaca (teman-teman) bisa mencoba hal ini. Misalnya tidak suka ke guru/dosen, teman atau siapapun maka do'akan! tapi yang harus jadi catatan disini do'a yang kita lantunkan haruslah do'a yang positif, bukan misalnya malah mendo'akan agar orang yang kita itu jadi sakit, celaka, atau lainnya, karena setiap do'apun yang kita panjatkan insyallah akan kembali pula pada orang yang mendo'akan. Yakinilah hal ini!!! ^_^

Semangat menjadi pendo'a sejati, yang hatinya senantiasa terpaut kepada Allah.
Senin, 09 September 2013 |

Berani Hidup? Berani Berjuang, Berani Berkorban

"Hidup adalah perjuangan, perjuangan butuh pengorbanan. Berani hidup, harus berani berjuang berani berkorban" inilah kalimat yang baru saja disampaikan oleh mudarisahku (pendamping kamar) di asrama.
Alhamdulillah merupakan suatu karunia bisa mendapatkan pendamping yang luar biasa yang tak henti memotivasi kami (para santri) untuk senantiasa bersemangat mengejar cita-cita dunia dan cita-cita akhirat.

Sudah hampir seminggu kami (santri tahfidz DT) tinggal di asrama baru yaitu asrama Darunnajah. Kalau kata mudarisah mah rumah/asrama inilah yang insyallah nanti akan menjadi saksi kami di akhirat dimana setiap sudut ruangannya tak henti-henti dilantunkan ayat-ayat al-qur'an. Lalu apa kaitannya judul di atas dengan asrama baru???...
Entah mengapa setelah kepindahan ini dan aku pun harus memegang amanah baru sebagai Rais'ah (ketua asrama) membuat aku menggali-gali dan mencari hakikat perjuangan. Karena setelah Allah berikan amanah ini aku seperti harus ekstra-ekstra berjuangan keras untuk bisa memaksimalkan semuanya, apakah itu amanah sebagai mahasiswa, sebagai penghafal al-qur'an juga sebagai rais'ah. Apalagi amanahku sebagai mahasiswapun tak hanya sekedar kuliah tapi juga memegang dua amanah di Tutorial dan BEM jurusan yang kedua tak bisa aku tinggalkan begitu saja. Terlebih hari ini Allah kembali menegurku berkenaan dengan kuliah bagaimana aku masih belum hafal mufrodat (kata-kata bahasa Arab), juga belum menguasai materi-materi yg urgen seperti nahwu&sharaf.
Dan semua hal ku alami dikehidupanku saat ini membuatku tak henti-hentinya untuk senantiasa memohon bimbingan dari Allah. karena walau bagaimanapun aku hanyalah hamba yang lemah dan tak bisa kulewati semua ini kecuali dengan bimbingan dan pertolongan-Nya.

Berharap terus beharap untuk bisa senantiasa memperbaiki diri, bersungguh-sungguh dalam kuliah dan menghafal, juga bisa fokus pada apa yang aku lakukan, hingga suatu hari nanti aku bisa menggapai semua yang aku cita-citakan. Aamiin....