Sabtu, 27 April 2013 |

PENGARUH MENGHAFAL ALQURAN TERHADAP KEMAMPUAN BAHASA ARAB

PENDAHULUAN
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini mendorong adanya penyesuaian sumber daya manusia yang mampu bekerjasama dan bersaing di dunia Internasional. Salah satu caranya dengan menguasai bahasa asing. Bahasa asing yang kini semakin berkembang dan mulai diminati selain Bahasa Inggris adalah Bahasa Arab.
Bahasa Arab merupakan bahasa komunikasi yang erat kaitannya dengan agama Islam dan Bahasa Arab ini merupakan bahasa Alquran dan Al-Hadist yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dengan kata lain, ketika kita menguasai Bahasa Arab maka kitapun akan semakin mengenal Islam.
Ada berbagai cara yang dapat digunakan agar kita bisa menguasai Bahasa Arab dan salahsatunya yaitu dengan menghafal Alquran. Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang sampai sekarang masih terjaga keasliannya. Alquran bukan hanya sekedar menjadi bahan bacaan, tetapi juga sebagai pedoman hidup umat manusia, sebagai sumber hukum Islam, dan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dengan demikian betapa pentingnya kita memahami Alquran.
Menghafal Alquran dapat mendorong kita untuk dapat mengetahui arti kata-kata yang terdapat dalam Alquran tersebut, dan hal ini secara tidak langsung dapat menambah perbendaharaan kata-kata dalam Bahasa Arab.
Metode menghafal Alquran ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab sekaligus mendukung seseorang untuk memahami kandungan Alquran.
Adapun batasan masalah dalam karya tulis ini difokuskan untuk membahas mengenai pentingnya menghafal Alquran dan pengaruhnya pada kemampuan berbahasa Arab dikalangan mahasiswa
Sehubungan dengan pembatasan masalah diatas, maka akan dikemukakan permasalahan-permasalah: (1) Bagaimana tingkat kemampuan mahasiswa dalam membaca Alquran? (2) Apa yang dimaksud metode menghafal Alquran? (3) Apa yang menyebabkan rendahnya minat mahasiswa untuk menghafal Alquran? (4) Bagaimana pengaruh menghafal Alquran terhadap kemampuan berbahasa Arab?
Adapun tujuan makalah ini adalah : (1) Menjelaskan sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam membaca Alquran. (2) Menjelaskan apa itu metode menghafal Alquran dan seperti apa cara menghafal yang baik.(3) Mendeskripsikan penyebab kurangnya minat mahasiswa dalam menghafal Alquran. (4) Memaparkan pengaruh menghafal Alquran terhadap kemampuan Bahasa Arab.

KAJIAN TEORI
Alquran
1.    Pengertian dan Karakteristik Alquran
Secara etimologi, Alquran merupakan bentuk mashdar yang terbentuk dari kata qara’a-yaqra’uqur’anan, yang berarti bacaan. Quraish Shihab (1999 : 3) mengartikan Alquran sebagai bacaan yang sempurna. Pengertian ini dapat dipahami mengingat satu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca yang dapat menandingi Alquran, bacaan sempurna lagi mulia itu (Majid, 2012).
Adapun karakteristik dari Alquran yaitu sebagai wahyu illahi, yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sampai akhir zaman nanti dan Alquran diturunkan menggunakan bahasa Arab.
2.    Pokok-Pokok Isi Alquran
a)    Aqidah
Ajaran Alquran tentang aqidah mengajarkan tentang keimanan yang menjadi pondasi dalam beragama.
b)    Ibadah
Ajaran Alquran tentang ibadah berkaitan dengan tata cara pengabdian manusia kepada Sang Khalik.
c)    Muamalah
Muamalah berkaitan dengan tata cara hubungan antara manusia dengan manusia
d)    Akhlak
Berkaitan dengan pola perilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok, baik  yang sifatnya lahir maupun bathin.
e)    Hukum
Hukum berkaitan aturan-aturan yang harus ditaati dengan konsekwensi yang harus diterima seseorang jika melanggarnya.
f)    Sejarah
Alquran memuat tentang kisah-kisah umat terdahulu sebagai pelajaran hidup umat saat ini.
g)    Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan
Di dalam Alquran ternyata juga mengajarkan tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan yang meliputi keterangan-keterangan tentang kejadian alam yang dapat dijadikan dasar dalam dijadikan.

Pengertian Menghafal
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:381) menghafal berasal dari kata dasar hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat  mengucapkan diluar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Kemudian mendapat awalan me menjadi menghafal yang artinya adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.
Selain itu menghafal juga dapat diartikan dari kata memory yang artinya ingatan, daya ingatan, juga mengucapkan diluar kepala. Kata menghafal dapat disebut juga sebagai memori, dimana apabila mempelajarinya maka membawa kita pada psikologi kognitif terutama pada model manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan saraf internal. Penyimpanan (storage) yakni menentukan berapa lama informasi itu berada baik dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan ini bisa aktif atau pasif. Jika kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahakan informasi tambahan. Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan. (Hermawan, 2011)
Begitu pula dalam proses menghafal Alquran dimana informasi yang baru saja diterima melalui membaca ataupun teknik-teknik dalam menghafal yang juga melewati beberapa tahap yaitu perekaman, perekaman ini dikala siswa mencoba untuk menghafal yang berupa ayat ataupun surat yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga akhirnya masuk pada tahap penyimpanan pada otak-memori jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian ketika fase pemanggilan memori yang telah tersimpan yaitu disaat tes evaluasi menghafal di hadapan guru.

Hubungan Alquran dengan Bahasa Arab
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.(Q.S Yusuf : 2)”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia yaitu Alquran diturunkan kepada rosul yang paling mulia yaitu Rosulullah, dengan bahasa yang termulia yaitu Bahasa Arab, melalui perantara malaikat yang paling mulia yaitu malaikat Jibril, ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi yaitu tanah Arab, serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia yaitu Romadhan, sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf). (Ziyad, 2011)
Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, sehingga bahasa Arab menjadi bahasa persatuan umat Islam sedunia. Peribadatan dilakukan dalam bahasa Arab, sehingga menimbulkan kesatuan yang dapat dilihat pada waktu salat jamaah dan ibadah haji. Selain dari itu bahasa Arab tidak berubah. Jadi sangat mudah diketahui bila Alquran hendak ditambah atau dikurangi. Banyak orang yang buta huruf terhadap bahasa nasionalnya, tetapi mahir membaca Alquran (mengaji) bahkan sanggup menghafal Alquran secara keseluruhan (Syafiie, 1996, hal. 3).

PEMBAHASAN
Kemampuan Membaca Alquran Mahasiswa
Melihat keadaan mahasiswa zaman sekarang betapa mereka telah mulai jauh dari Alquran. Seperti yang kita ketahui bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah begitu memanjakan manusia khususnya para remaja sebagai mahasiswa. Mereka lebih senang berlama-lama dengan hp, laptop, dan  berbagai macam gadget yang lainnya yang membuat mereka semakin jauh dari Alquran.
Berdasarkan hasil tes membaca Alquran yang dilakukan BAQI (Bimbingan Baca Alquran Intensif),  yang merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2011 untuk fakultas FPBS menunjukan hasil sebanyak 63,55% akhwat (perempuan) dinyatakan belum lulus tes BAQI dan hanya 36,45% saja yang dinyatakan lulus. Sementara itu untuk ikhwan (laki-laki) sebanyak 79,62% ikhwan dinyatakan belum lulus dan sisanya 20,39% saja yang dinyatakan lulus. Hasil ini merupakan salah satu bukti bahwa kemampuan membaca Alquran mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia pun masih begitu rendah.
Metode Menghafal Alquran
Menghafal Alquran adalah salahsatu cara yang dilakukan agar kita bisa memahami Alquran. Adapun yang dimaksud metode adalah cara tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.
Terdapat berbagai macam metode yang bisa kita terapkan untuk menghafal Alquran hal ini tergantung dengan kemampuan masing-masing individu.
Pertama, metode membaca dengan berulang-ulang sebanyak mungkin. Metode ini cocok bagi penghafal yang mempunyai daya ingat yang lemah, adapun dengan cara ini akan merasakan kemudahan khusus dalam merekam ayat-ayat tersebut. Akan tetapi cara ini membutuhkan kesabaran ekstra, karena akan memakan waktu yang cukup banyak.
Kedua, mendengar sebelum menghafal. Pada metode ini diperlukan pencurahan pikiran untuk keseriusan mendengar ayat-ayat yang akan dihafal, kemudian mendengar secara berulang-ulang. Setelah banyak mendengar baru mulai menghafal ayat-ayat tersebut.
Ketiga, menulis sebelum menghafal. Sebagian penghafal Al-Quran ada yang cocok dengan menulis ayat-ayat terlebih dahulu sebelum dihafalnya. Cara ini sebenarnya sudah banyak dilakukan para ulama zaman dahulu, setiap ilmu yang akan dihafal mereka tulis dahulu.
Keempat, dengan cara memahami ayat-ayat yang akan dihafal. Cara ini dapat dilakukan dengan membaca terlebih dahulu terjemahan ayat yang akan kita hafal. Setelah paham cobalah baca berkali-kali sampai mengingatnya, kemudian mencoba membaca ayat-ayat tersebut tanpa melihat mushaf dan bersamaan dengan itu kita bayangkan makna dari tiap ayat.
Mengenai teknik memahami terlebih dahulu ini dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata kunci dalam ayat tersebut. Untuk membantu proses penghafalan kita selalu menggunakan sebanyak mungkin kata-kata tersebut, maka disinilah pentingnya penguasaan bahasa Arab.
Rendahnya Minat Mahasiswa terhadap Menghafal Alquran
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya minat mahasiswa terhadap menghafal Alquran yaitu karena kebanyakan dari mahasiswa belum mampu untuk membaca Alquran dengan baik seperti yang diuraikan diatas. Sementara itu, untuk mahasiswa yang mampu membaca Alquran pun berpandangan bahwa menghafal Alquran itu adalah sesuatu yang sulit dilakukan karena harus membagi waktu antara kuliah dan menghafal. Disamping itu, kebanyakan dari mereka tidak mengetahui akan keutamaan menghafal Alquran tersebut dan mereka merasa malas untuk melakukannya.
Adapun beberapa keutamaan penghafal Alquran yaitu penghafal Alquran adalah keluarga Allah swt di bumi, di tempatkan di syurga yang paling tinggi, dapat memberikan syafaat kepada keluarga, akan dijaga dan dipelihara dari segala keburukan, dan kedua orangtuanya kelak mendapat kemuliaan di hari kiamat. (Yahaya, 2002)
Tidak semua orang dapat menjadi penghafal Alquran, dan sungguh beruntunglah orang-orang yang dipilih Allah untuk menjadi penghafal Alquran.
Pengaruh Menghafal Alquran terhadap Kemampuan Berbahasa Arab
Menghafal Alquran tidak hanya memberikan keutamaan  untuk akhirat saja, karena menghafal Alquran merupakan ciri orang yang diberi ilmu dan dijamin urusan dunianya oleh Allah swt. Selain itu, kebiasaan menghafal Alquran ini dapat lebih mengakrabkan kita dengan bahasa Alquran yaitu bahasa Arab. Dengan kata lain kegiatan menghafal Alquran dapat memberikan pengaruh kepada kemampuan bahasa Arab bagi penghafalnya. Apalagi untuk penghafal yang sebelumnya tidak mempunyai basic bahasa Arab kegiatan menghafal ini akan lebih mengenalkan mereka mengenai bahasa Arab.
Setiap kali bertambah hafalan maka bertambah pula kosa kata bahasa Arab yang baru, utamanya untuk teman-teman yang menggunakan metode pemahaman (dengan membaca terjemahannya) hal ini akan sangat berpengaruh. Selain itu, menghafal Alquranpun dapat melatih kefasihan kita dalam berbicara bahasa Arab, karena lisan kita menjadi terbiasa mengucapkan. Begitupun sebaliknya ketika seseorang memiliki kemampuan bahasa Arab yang baik maka ia akan lebih mudah dalam menghafal Alquran karena telah mengenal banyak kosakata.

SIMPULAN
1.    Kemampuan membaca Alquran mahasiswa masih terbilang rendah apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini yang membuat para remaja semakin jauh dari Alquran.
2.    Terdapat berbagai metode yang bisa dilakukan dalam menghafal Alquran diantaranya dengan membaca berulang-ulang, sering mendengarkan, menuliskannya, ataupun dengan memahami maknanya.
3.    Rendahnya tingkat kemampuan membaca Alquran menyebabkan rendah pula minat akan menghafal Alquran. Selain itu, kebanyakan mahasiswa berpandangan bahwa menghafal Alquran adalah sesuatu yang sulit dilakukan karena harus membagi waktu antara kuliah dan menghafal.
4.    Menghafal Alquran dapat mempengaruhi kemampuan bahasa Arab penghafalnya, karena menghafal Alquran dapat mendorong kita untuk dapat mengetahui arti kata-kata yang terdapat dalam Alquran tersebut, dan hal ini secara tidak langsung dapat menambah perbendaharaan kata-kata dalam Bahasa Arab.

DAFTAR PUSTAKA
Majid, A. (2012). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Valeu Press.
Ziyad, Ummu (2009, Maret). Bahasa Arab Bahasa Islam. Retrieved Desember Selasa, 2012 from http://muslimah.or.id
Syafiie, I. K. (1996). Al Quran dan Ilmu Politik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hermawan, Iwan (2011). Metode Menghafal Alquran. Retrieved Nopember Kamis, 2012 from www.scribd.com
Yahaya, Mohd Hafiz (2002). Keutamaan Penghafal Quran. Retrieved Desember Kamis, 2012 from http://www.hafizpage.tripod.com

Public Speaker


“Saya tidak ingin jadi publik speaker tapi harus jadi publik speaker” itulah kalimat awal yang tertulis dalam presentasi pemateri dalam training publik speaker yang saya ikuti pada hari ahad kemarin.
“Lo kok? Masa tidak ingin jadi publik speaker?” tanyaku dalam hati. Kemudian pemateri itupun menjelaskan bahwa untuk mewujudkan mimpi itu tidak cukup dengan kata ingin tapi harus ada sesuatu yang tidak hanya sekedar ingin maka dari itu beliau menuliskan HARUS. Menurutku apa yang dikatakan pemateri  itu sangat benar dan selama ini dirikupun hanya berkutat dengan banyaknya keinginan tanpa ada i’tikad lebih untuk mewujudkan semua mimpi-mimpiku itu.
Kemudian pada tulisan ini saya akan berbagi mengenai materi atau ilmu yang saya dapat dalam Training Publik Speaking yang khusus diberikan untuk Pengurus Tutorial itu, dan pematerinya adalah Abu Fatih (afwan lupa nama aslinya). Sebelumnya mari kita membaca basmallah “Bismillahirrahmanirrahim”

Kenapa kita merasakan sulit untuk menjadi publik speaking???... mungkin kebanyakan dari kita akan menjawab karena tidak PD alias percaya diri atau karena kita tidak memiliki kemampuan dalam hal itu, dan jawaban yang disampaikan Abu Fatih ternyata berbeda dengan apa yang aku pikirkan. Kemudian beliau berkata bahwa kita sulit untuk tampil ke depan karena yang pertama belum punya NIAT yang iklhas, kemudian karena kita belum mengetahui CARA yang benar, dan selanjutnya karena kita belum YAKIN bahwa kita bisa. Asal tahu saja keyakinan itu menentukan 80% kesuksesan kita.
Baik selanjutnya hal-hal wajib dilakukan oleh seorang publik speaker yaitu:
1. Pembukaan
2. Tatapan mata yang menyebar pada audiens
3. Senyum yang ikhlas
4. Gestur yang sewajarnya
5. Badan condong ke depan, maksudnya memperhatikan audien
6. Bahasa yang dipahami
7. Kalimat yang efektif
8. Komunikatif
9. Rileks
Kemudian bagaimana cara mengatasi masalah dalam hal komunikasi? Maka yang pertama harus dilakukan adalah berdo’a, kemudian siapkan meteri dan fahami materi tersebut. Selanjutnya luruskan niat, dan disini betapa kita benar-banar harus memeriksa hati kita jangan sampai terbesit riya atau hal-hal negatif lainnya. Disamping itu pun kita harus bisa datang lebih awal, yang mana jika kita datang lebih awal maka kita bisa mengetahui medan (tempat dan suasana). Selanjutnya penting juga bagi kita untuk mengetahui siapa audien, karena tidak mungkin kita menggunakan bahasa resmi sementara audien nya adalah anak-anak TK. Kemudian atur emosi dan atur nafas kita, dan yang terakhir cara ampuh untuk mengatasi masalah ketika sedang tampil di depan umum yaitu dengan “Berdzikir” karena dengan banyak mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.
Demikianlah sedikit ilmu yang ingin saya bagikan mengenai Publik Speaking, yang perlu ditekankan disini betapa pentingnya membiasakan diri untuk berbicara, karena pepatahpun mengatakan bahwa “practice make perfect” so marilah kita berani kan diri, terus belajar dan mau mencoba untuk menjadi pembicara yang baik. Semoga bermanfaat. :)
Rabu, 17 April 2013 |

Mana yang Wajib mana yang Sunnah???


"Teteh itu belum bisa membedakan mana yang wajib mana yang sunnah"
itulah sepenggal kata-kata yang diungkapkan oleh Zayyin sahabat dekatku saat ini kala aku mencurahkan kesulitanku dalam belajar dikampus.

Ya setelah direnungkan apa yang dikatakan Zayyin ada benarnya, setelah hampir dua semester ini aku kuliah tak banyak atau mungkin hanya sedikit ilmu yang kudapat. Setiap hari rutinitasku lebih banyak dihabiskan untuk menghafal Al-Qur'an sementara kuliah aku terlantarkan, jarang bahkan mungkin tak pernah aku belajar. Aku belajar hanya jika ada ujian saja yaitu UTS dan UAS.

Padahal aku bisa berada disinipun karena memang awalnya tujuan utamaku adalah untuk kuliah, dan menghafal Al-Qur'an adalah prioritas kedua. namun bukan berarti sekarang aku akan menelantarkan hafalanku.

mungkin untuk saat ini disemester dua ini tidak akan begitu mengobsesi untuk setoran banyak atau segera wisuda yang penting istiqomah sehalaman sehari saja alhamdulillah....
kemudian aku pun akan menikmati kesibukan sebagai organisator, yang jelas aku akan menikmati semuanya setiap proses dan perjalanan. Setiap amanah yang dititipkan walau bagaimanapun semuanya akan dipertanggungjawabkan. dan semoga aku bisa menjalankan semuanya dengan baik, ikhlas dan sukses. Aamiin...

Dan yang harus sangat ditekankan bahwa aku harus lebih maksimal dalam membagi waktu, tak boleh ada lagi kesia-siaan.

Ingat mana yang Wajib mana yang Sunnah. So, at present I Love My Life. Thank to Allah swt. :-)
Selasa, 16 April 2013 |

KAGUM

Dia itu cantik, anggun, dan terlihat sangat dewasa.
Pertama bertemu dia memberi peran dan memotivasi bahwa aku bisa untuk bicara dan mengemukakan pendapat padahal aku belum mengenalnya.

Hari berikutnya aku mengenal dia biasa saja
Namun ketenangannya dan keluhuran ilmunya mulai menimbulkan kekaguman

Kemudian Allah mendekatkan dia padaku

Membuatku bisa lebih mengenalnya dan ternyata dia memang luar biasa

Akhlaknya yang baik, membuat semua penghuni asrama terkagum-kagum
Dia yang sedikit bicara, namun membuktikan dengan kerja nyata
Dia yang pikirannya dipenuhi dengan Al-Qur'an
Dia yang sedikit makan, dan selalu disiplin
Dia yang bisa menjalankan amanahnya dengan baik
Dia yang kedewasaannya tak sepadan dengan umurnya tak seperti halnya ak
Dia yang tak pernah menunjukkan sakit yang dideritanya
Dia yang begitu takut dengan Tuhan nya
Dia yang menangis dalam sujud dan sepertiga malamnya
Dia yang tak pernah lepas dari Al-Qur'an
Dia yang tak pernah meninggalkan shaum sunnah
Dia yang tak pernah khawatir dengan takdirnya
Dia yang senang berbagi, yang tak pernah mengeluh
Dia yang selalu rapih, dan rajin bersih-bersih
Dia yang sangat bersemangat dalam menghafal Qur'an
Dia yang merupakan bungsu dari 12 bersaudara
Dia itulah kakak kami di Ghurfatul Qur'an dan dia adalah A.A.R

Sungguh kini aku sangat mengagumimu teh, semoga teteh bisa mentransfer segala ilmu dan kebaikan padaku dan teman-teman di Ghurfatul Qur'an. Aamiin
Rabu, 10 April 2013 |

JAGA 7 SUNNAH RASULULLAH S.A.W


Cerdasnya orang yang beriman adalah dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.

Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Karena, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.

Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:

Pertama: tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Kedua: membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.

Ketiga: jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke mesjid, karena mesjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan mesjid Allah.

Keempat: jaga sholat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada solat dhuha.

Kelima: jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

Keenam: jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".

Ketujuh: amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh karena itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi, dan dengan zikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

Sahabatku, marilah kita berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan!!!!!